Minggu, 02 Agustus 2015

Tentang Laporan Mendalam (Depth Reporting)

2



Pengertian Laporan Mendalam
Depth reporting (pelaporan mendalam) adalah segala sesuatu yang membuat pembaca tahu mengenai seluruh aspek aspek yang terjadi pada subjek dari kepastian informasi yang diberikan.
Kamath menekankan bahwa “depth reporting ialah mengabarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang terjadi”, Sedangkan tujuan depth reporting, menurut Ferguson dan Patten ialah “untuk mendapatkan kelengkapan pengisahan

Apa yang membuat Wartawan menulis liputan mendalam
-          Pada satu sisi, pekerjaan depth reporting merupakan kegiatan yang menyegarkan, melepas liputan peristiwa-peristiwa yang biasa dikerjakan.
-          Wartawan akan merasa lebih bergairah oleh materi liputan dan merasa tertantang untuk menelusuri kisah-kisah besar.
Apa yang membuat Wartawan tidak menulis laporan mendalam
-          tidak semua wartwan sanggup untuk terus-menerus berkonsentrasi dan berada di area liputan yang sama selama beberapa waktu.
-          Selain memiliki proses reportase yang alot, depth reporting juga memiliki teknik penulisan yang rumit. Keluasan data dan keterangan harus dipresentasikan kepada sebuah fokus utama. Reporter menjadi seorang pengontrol keseluruhan kisah, pengontrol tema dan detil. Pengisahan harus dapat memindahkan setiap bagian cerita secara logis dan koheren dari awal sampai akhir.

Depth reporting bisa diartikan sebagai peliputan yang mendalam, namun bukan hendak mempresentasikan fakta-fakta didalam pendekatan pertamanya, melainkan hendak memasuki sebuah penyelidikan yang orisinal, logis, memasukkan bernbagai tekanan dan kepentingan, membuat pembaca paham bukan kepada siapa dan apa, namun bagaimana, dan yang terpenting lalu mengapa. Dari definisi diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa depth reporting ialah mengabarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang terjadi dengan bentuk pelaporan yang mendetail. Namun, bukan berarti pula, bahwa pelaporan harus selalu menjadi panjang dengan sekian ribu kata ‘panjang’ tidak ada kaitannya dengan peloparan depth.
Depth reporting berupaya menyajikan informasi yang begitu mendetail. Maka itu, teknik penulisan feuature article menjasdi alatnya. Bahkan, investigative reporting juga menjadi perangkat laporan depth ketika mengejar informasi, sebagai objek liputan, yang oleh seseorang sengaja disembunyikan
Depth reporting juga merupakan pengembangan dari berita lama yang masih belum selesai dan merasa perlu untuk ditindak lanjuti / follow up untuk mendapat info baru dengan cara mewawancarai berbagai Pihak yang terkait dengan berita lama tersebut.
Dalam peliputan depth sebelum turun kelapangan,seorang waratawan akan membutuhkan suatu perencanaan dan pengembangan tema, dalam dunia jurnalistik sering disebut dengan TOR (thema of reference) yang didalamnya ada tema dengan suatu uraian angle yang diambil dengan kalimat pendek dan jelas termasuk nara sumber di dalamnya.
Tujuan pelaporan mendalam, menurut Ferguson & Patten, ialah untuk mendapatkan kelengkapan pengisahan (complete stories) – pengisahan dengan subtansi”. Maka itulah depth reporting sering disebut sebagai peliputan investigative yang terjadi secara natural. Penyelidikan yang dilakukan bukan disengaja ditujukan untuk mengungkap, atau membongkar adanya kasus, skandal, atau kejahatan yang sengaja ditutup-tutupi. Akan tetapi, terjadi dengan sendirinya. Skandal yang terungkap seakan tanpa sengaja dari upaya untuk menemukan detil kelengkapan kejadian. Tidak ada tujuan dari awal dan juga tidak ada upaya membuat semacam hipotesis bahwa disana.
depth reporting merupakan suatu berita yang menginformasikan suatu informasi lebih dalam, selain itu depth reporting juga merupakan suatu laporan mendalam terhadap objek liputan, biasanya yang menyangkut kepentingan publik agar publik betul-betul memahami objek tersebut. Perlu kita ketahui bersama bahwa sifat depth reporting lebih pada penjelasan pada publik, dimana laporan mendalam ini digunakan untuk menulis atau mengangkat suatu peristiwa ( yang penting dan menarik ) secara lebih lengkap, mendalam. Serta mencari pemaparan jawaban HOW ( bagaimana) dan WHY ( mengapa ) secara lebih rinci dan banyak dimensi atas apa dan siapa.
Depth reporting biasanya sering digunakan oleh media cetak untuk mengimbangi kekurangan dari media elektronik seperti radio dan televisi yang cenderung cepat dalam penyajiannya
Seperti kasus skandal korupsi wisma atlet yang awalnya nazarudin sebagai tersangka, kemudian KPK dan lembaga yang lainnya melakukan investigasi reporting yang akhirnya terbongkar dengan hasil  Angelina sondakh selaku kader Partai Demokrat dan sebagai anggota DPR RI  ikut terlibat dalam kasus korupsi wisma atlet.
Berita yang telah sekilas dijelaskan diatas tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu berita depth reporting, hal ini dikarenakan berita tersebut menggambarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang terjadi, disini terdapat kelengkapan pengisahan serta terdapat kronologi peristiwa yang detail nyang memberikan gambaran secara jelas tentang berita tersebut kepada masyarakat.
Kelebihan Dept Report
-          berita ini menelusuri suatu masalah lebih detail daripada berita-berita lainnya.
-          pemberitaan depth reporting memiliki kelengkapan pengisahan.
-          depth reporting disini mengangkat fakta-fakta bukan sebagai sesuatu yang segera tampak, melainkan hendak memberikan kontribusi pada pemahaman terhadap sebuah kisah.
-          selain itu depth reporting ini melakukan pemberitahuan kepada pembaca inti kisah yang sesungguhnya secara mendalam (lengkap), seimbang dan terorganisir dengan latar belakang, yang tidak begitu saja meninggalkan pertanyaan yang diajukan oleh pembaca.
-          didalam depth reporting ini hendak memasuki sebuah penyidikan tentang sesuatu yang sudah ada dengan orisinil, logis dan memasukkan berbagai kepentingan yang membuat pembaca paham bukan kepada siapa dan apa, melainkan kepada bagaimana dan yang terpenting ialah mengapa.
Kelemahan Dept Report
-          dapat disebutkan bahwa berita ini  beritanya bersambung, jadi berita tidak satu kali penerbitan berita selesai, jika pembaca ingin lebih tahu mengenai seluruh aspek yang terjadi pada subjek yang dibahas  maka pembaca dianjurkan untuk membaca kisah yang dibahas dari awal, serta mengikuti berita yang selanjutkan, karena berita depth reporting ini merupakan berita yang bersambung.

Banyak sekali kategori pemberitaan, antara lain seperti hard news , feature news, Sport New, Social News, Interpretatif , Science, Consumer, dan finansial. Yang dimaksud dengan hard news merupakan berita yang isinya menyangkut hal-hal penting yang langsung terkait dengan kehidupan pembaca, pendengar atau pemirsa. Lalu feature news ialah kisah peristiwa atau situasi yang menimbulkan kegemparan atau imaji-imaji (pencitraan), dimana peristiwanya bisa jadi tidak teramat penting harus diketahui masyarakat bahkan kemungkinan hal-hal yang telah terjadi beberapa waktu yang lalu, misalnya saja yang tergolong feature news tentang berita orang-orang kelas bawah yang bertahan disudut kota yang kumuh, adapula kategori Sport News yang mana beritanya merupakan berita olahraga, kemudian Social News yang menggambarkan kisah-kisah kehidupan sosial yang meliputi kehidupan masyarakat sehari-hari. Interpretatif disini merupakan berita yang memberikan kedalaman analisis dan melakukan survei terhadap berbagai hal yang terkait dengan peristiwa yang hendak dilaporkan. Science yang merupakan suatu berita dimana wartawan berupaya untuk menjelaskan dalam bahasa berita mengenai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Consumer berita yang memberikan bantuan kepada khalayak yang hendak membeli barang, fianancial news yang merupaka berita yang memfokuskan kepada bidang-bidang bisnis, komersial dan investasi.

Dari penjelasan beberapa kategori tersebut sangatlah jelas perbedaan antara berita yang dikategorikan sebagai berita depth reporting atau bukan sebagai berita depth reporting, berita dapat dikategorikan sebagai berita depth reporting jika berita tersebut menguak lebih dalam kepada sesuatu hal yang telah diketahui oleh pembaca atau masyarakat terlebih dahulu, dan wartawan bermaksud untuk menyajikan lebih detai bagaimana suatu kejadian tersebut terjadi secara detail dipaparkan, tetapi disini bukan bermaksud untuk menemukan suatu kasus yang baru, yang sama sekali belum diketahui oleh masyarakat, depth reporting sangatlah berbeda dengan investigative reporting.

Apabila menengok investigative reporting serta depth reporting ini memiliki perbedaan, misalnya saja perbedaan ini dapat dilihat dari wartawannya, wartawan investigasi bekerja dengan ketidak jelasan materi liputan, waktu peliputan membutuhkan waktu yang lama, membutuhkan kesabaran dan ketekuanan, serta imajinasi pada tiap hari pencarian fakta, wartawan investigasi seperti mengalami penolakan, penghadang, dan kerap kecaman atau keadaan benar-benar berbahaya, waktu deadline bukanlah esok atau hari-hari kemudian, melainkan dapat berlangsung bulanan, sebagai sebuah pelaporan jurnalistik, investigasi memiliki unsur kemendalaman, berita yang ditulis wartawan investigasi disusun secara mendalam dan depth reporting menjadi salah satu cara atau alat bagaimana investigasi diliput dan ditulis. Salah satu hal yang membedakan antara depth reporting dan investigative reporting adalah ada atau tidak adanya hipotesis dalam penelusuran tersebut.

Berbeda sekali dengan depth reporting yang deadlinenya dapat berhari-hari serta tidak membutuhkan waktu lama dalam peliputannya, karena berita ini sudah memiliki pelaporan sederhana yang bagus dalam hal akurasi dan detil pengamatannya, selain itu depth reporting juga menjelaskan keterkaitan dan perkembangan dari sebuah kisah yang terjadi.

Berita mendalam adalah produk dari investigasi.
Indepth News adalah berita yang menyajikan permasalahan secara  lengkap, mendalam dan analitis. Cara penulisan ini dimaksudkan untuk menghadirkan informasi agar pembaca lebih memahami duduk perkara suatu masalah. Ke arah mana suatu peristiwa berkembang.
Berita mendalam ditulis lewat hasil liputan yang terencana dan sering  memerlukan waktu yang lama memerlukan people trail dan paper trail, yakni penelusuran jejak orag (people)dan jejak dokumen (paper) Tehnik peliputannya dengan melalui investigative reporting, mulai pengumpulan fakta sampai penyajiannya.

Jika anda kebetulan membaca sebuah berita dan merasakan masih adanya informasi yang tertinggal atau belum terungkapkan, itu berarti  penulis berita mempunyai kesempatan untuk melanjutkan penulisan  beritanya dengan mengembangkan pada tulisan lainnya.

Laporan mendalam dan berita mendalam adalah sama-sama bentuk  pelaporan investigasi. Laporan Mendalam (in-depht reporting) dalam peliputannya, jurnalis membongkar persoalan sedalam-dalamnya untuk memperoleh fakta, sebelum ia berhasil  memetakan persoalan yang diliput. Banyak hal yang harus diungkap,  diuji kebenarannya, dan seterusnya, sehingga memerlukan  kecermatan,  pendalaman pemahaman atas persoalan, dan juga waktu  panjang.Daridurasi tulisan laporan mendalam sama-sama berkesempatan untuk menjadi running news (berita yang bersambung).

Liputan  mendalam dilakukan dengan cara interpretatif (mencoba  memaknai  hubungan antar fakta agar memperoleh petunjuk fakta apa  saja yang  perlu dicari dan dikumpulkan dengan cara penyelidikan investigasi, dan penggalian data karena diasumsikan selalu ada pihak yang mencoba menyembunyikan fakta).

Dalam laporan dan berita mendalam (in depth) yang dilakukan dengan cara investigasi dikenal dengan adanya 2 sumber berita, ini menurut konsep investigasi reporting dari pakar jurnalistik AS, Melvin Mencher, yakni :
1.    People Trail 
2.    Paper Trail

1. People Trail yakni jejak orang atau wawancara dengan narasumber yang merupakan key informan, dan secondary informan, sedapat mungkin hindari wawancara dengan orang yang hanya ada di luar persoalan yang diinvestigasi
2. Paper trail adalah investigasi dengan cara membongkar dokumen, atau mencari data dari aneka literarur yang mendukung (back up data) dari data yang sudah diperoleh hasil wawancara.

PANDUAN MELAKUKAN WAWANCARA MENDALAM
Data umum yang perlu dicatat setiap kali melakukan wawancara adalah :
Nama Pewawancara :
Nama Pencatat :
Tanggal Wawancara :
Tempat Wawancara :
Nama Lengkap Informan :
Jabatan/ Pekerjaan Informan :
Nomor Telepon Informan :

TAHAP PEMBUKAAN WAWANCARA
1. Sampaikan ucapan terima kasih kepada informan atas ketersediaannya  meluangkan waktu untuk diwawancarai.
2. Perkenalkan diri dan jelaskan topik dan tujuan wawancara  dilakukan.
3. Sampaikan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman,  harapan serta saran-saran yang berkaitan dengan topik.
4. Catat seluruh pembicaraan yang ada dan untuk membantu proses  pencatatan gunakan tape recorder untuk merekam seluruh isi  pembicaraan.
5. Apabila informan memiliki waktu yang terbatas mintalah waktu lain  untuk melanjutkan wawancara sesuai dengan kesediaan informan.

TAHAP PELAKSANAAN WAWANCARA
Wawancara dilakukan oleh peneliti sendiri dimana ketika wawancara  dimulai tujuan khusus yang akan dicapai oleh pengembangan sistem harus  dijelaskan. Ceritakan beberapa temuan yang berkaitan dengan sistem  sesuai dengan hal-hal yang melatarbelakangi dikembangkannya sistem.
Misal  wawancara Untuk petugas juga warga soal Pengurusan Pajak:
1. Bila sistem akan dikembangkan, tujuan apa yang bapak/ ibu harapkan  dari sistem ini?
2. Bila sistem akan dikembangkan sampai dimana cakupan sistem  tersebut?
3. Bila dilihat dari manajemen organisasi adakah dukungan pihak  manajemen atau kebijakan khusus untuk pengembangan sistem?
4. Bila dilihat dari kebutuhan informasi, informasi yang bagaimana yang bapak/ ibu butuhkan untuk Pengurusan pajak?
5. Apakah ada dana khusus yang disediakan untuk pengembangan sistem?
6. Menurut bapak/ ibu bagaimana gambaran sistem yang ada selama ini?
7. Bagaimana pemanfaatan data dan informasi dari ruangan-ruangan  untuk pengelolaan Pengurusan pajak selama ini?
8. Darimana saja sumber data dan informasi yang bapak/ ibu butuhkan  untuk sistem Pengurusan pajak?
9. Apa tindakan yang dilakukan bila data yang dilaporkan dari warga  tidak lengkap?
10. Bagaimana bapak/ ibu melakukan validasi data yang dilaporkan?
11. Siapa saja yang memanfaatkan data dan informasi Pengurusan pajak  selama ini?
12. Menurut bapak/ ibu apakah perlu SOP?
13. Menurut bapak/ ibu bagaimana kualitas dan kuantitas sumber daya  yang menunjang pelaksanaan sistem pajak selama ini baik dari tenaga 
pengelola maupun sarananya?
14. Faktor-faktor apa yang dapat menjadi pendukung dan penghambat  dalam pengembangan sistem informasi Pengurusan pajak?

karakteristik laporan mendalam (depth reporting) untuk media cetak, televisi, dan radio
1.             Televisi :
-    Produksi berita televisi dilakukan sesuai SOP (standard operating procedure): Pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
-    Produksi berita televisi memanfaatkan audio visual seperti apa adanya dan tanpa manipulasi. Pengambilan gambarnya dilakukan ‘as it happen’ atau saat sebuah peristiwa sedang berlangsung
-    Beberapa hal yang biasa dilakukan pada tahap pra produksi antara lain adalah riset dan daftar harapan atau WISHLIST. WISHLIST adalah daftar sejumlah hal yang diharapkan diperoleh tim liputan saat berada di lapangan. Salah satu unsur dalam WISHLIST adalah urutan VISUAL/SHOT LIST. VISUAL/SHOT LIST adalah urutan gambar yang diinginkan produser sehingga bisa dikatakan bahwa ini merupakan bentuk sederhana dari STORYBOARD. Untuk sebuah laporan mendalam dengan durasi 30 menit, WISHLIST dibuat berdasarkan porsi dari liputan mendalam itu yang akan dilakukan keesokan harinya. Sehingga WISHLIST yang dibuat bisa lebih dari satu dan satu WISHLIST bisa melengkapi WISHLIST lainnya. Satu SEGMEN bisa dibuat dengan 4 atau 5 wishlist.
-    Lama proses produksi tim liputan dalam sehari sekitar 9 jam. Jam bekerja itu sudah termasuk proses membuat ‘rough-cut’ atau edit kasar dari hasil liputan bagi campers dan skrip bagi reporter, sehingga memudahkan editor yang akan meng-edit hasil liputan. Skrip akan di-edit oleh produser dan audio visual akan di-edit oleh editor visual. Dengan demikian produksi di lapangan otomatis hanya sekitar 5 s/d 6 jam.
-    Dalam proses pasca produksi, hasil liputan reporter diserahkan kepada produser. ‘Rough cut’ buatan campers diserahkan ke editor dan skrip diserahkan ke produser untuk diolah lebih lanjut menjadi tayangan yang koheren selama 30 menit. Untuk laporan mendalam selama 30 menit lama proses produksi (pra, produksi dan pasca produksi) bisa menghabiskan waktu 2 pekan atau 14 hari.
2.             Media cetak
-          Menyesuaikan diri dengan kaidah bahasa Jurnalistik yang benar, minimal tulisan dapat dimengerti pembaca dan tidak berbelit-belit.
-          Mengungkap persoalan secara kronologis, mendalam, objektif, terungkap, dan teliti dari berbagai sudut pandang (tidak boleh satu).
-          Suatu media massa cetak mengkaji berita mendalam dari berita langsung (straight news) yang terlebih dahulu diberitakan dalam media massa cetak yang sama.
-          Terdapat rapat proyeksi (rencana kegiatan) dan rapat budgeting (pendalaman objek pencarian berita) sebelum tim diterjunkan ke lapangan.
-          Redaktur sebagai kepala tim menentukan Terms Of Reference untuk tiap-tiap anggota tim (wartawan). Dibahas dalam rapat proyeksi.

3.             Radio

-          Proses penyebaran berita melalui pemancaran (transmisi) dan lebih ke arah audio nya.
-          Menggunakan bahasa tutur. Langsung, kalimat mudah dimengerti (singkat, padat, sederhana, dan jelas.
-          Memerlukan news script, yang pembuatannya sama dengan media massa cetak.
-          Secara garis besar, proses penyampaiannya adalah seperti ini:

No
Pelaku
Audio
Keterangan
1.
Penyiar

SIAPA MENGATAKAN APA, DIDUKUNG FAKTA/DATA..
Siapa mengatakan apa : Ribuan buruh di Kabupeten Tangerang dan kota Tangerang, mengancam akan menutup akses jalan tol Jakarta-Tangerang, menyusul kisruh penetapan upah minimum kabupten/kota (UMK) oleh Gubernur Banten. Menurut koordinator Aliansi buruh dan Serikat buruh Tangerang,Koswara, siang tadi  menjelaskan aksi buruh akan lebih besar dari yang terjadi beberapa hari yang lalu

Fakta yang diuraikan (What is the News)
2
Operator
Insert:Koswara                                                                               

”Aksi kami akan melebihi buruh di Bekasi ”
Insert Audio
3
Penyiar
(Fakta) :Ancaman tersebut akan di gelar, jika pada pertemuan 1 Februari di Kementerian Tenaga Kerja tak dihasilkan kesepakatan. Buruh tetap menuntut para pengusaha menjalankan surat keputusan Gubernur Banten tentang pemberlakuan UMK di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan kota Tangerang Selatan.
Pemaparan masalah -
4.

(Fakta) Tidak hanya itu, menurut Koswara, buruh juga menuntut agar asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), mencabut gugatan atas surat keputusan Gubernur di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Detail - Rincian -
5
Penyiar
Ketua Apindo Bidang Pengupahan, Hariadi B Sukandani, mengungkapkan bahwa para pengusaha mengatakan revisi surat keputusan itu cacat hukum. Kalau soal besaran upah, pihaknya bersedia berdialog.
Sisi/aspek Apindo.
6.
Penyiar
Kepala Biro Hukum Propinsi Banten, Samsir, menyatakan siap menghadapi gugatan Apindo. Revisi upah untuk tiga daerah di Banten oleh Gubernur dinilai sudah tepat.
Sisi/aspek Pemerintah Daerah.
7.
Penyiar
Sementara itu Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat mengecam aksi blokade jalan tol yang dilakukan para buruh. Aksi tersebut bisa merusak iklam investasi di Indonesia
Sisi/aspek perindustrian.
8.
Operator
Insert : Menteri Perindustrian: ”Sangat kecewa dengan itu ”
Insert Audio
9.
Penyiar
Maraknya aksi buruh menuntut kenaikan upah mendorong pemerintah segera menyempurnakan regulasi penetapan upah minimum. Menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ,Muhaimin berencana menetapkan upah minimum kabupten/kota dua tahun sekali. Pemerintah dalam waktu cepat akan menuntaskan senua kebutuhan regulasi dalam hubungan industrial.
Minor detail.



4. perbedaan yang mendasar antara berita investigasi dengan laporan mendalam
Depth reporting mengangkat berbagai fakta untuk memberikan kontribusi pada pemahaman terhadap sebuah kisah, selain itu depth reporting melakukan pemberitahuan kepada pembaca inti kisah yang sesungguhnya secara mendalam (lengkap), seimbang dan terorganisir dengan latar belakang, yang tidak begitu saja meninggalkan pertanyaan yang diajukan oleh pembaca, depth reporting memasuki sebuah penyidikan (investigasi) tentang sesuatu yang sudah ada dengan orisinil, logis dan memasukkan berbagai kepentingan yang membuat pembaca paham bukan kepada siapa dan apa, melainkan kepada bagaimana dan yang terpenting ialah mengapa. Perbedaan antara berita investigasi dengan depth reporting dapat dilihat dari wartawannya, wartawan investigasi bekerja dengan ketidakjelasan materi liputan, waktu peliputan membutuhkan waktu yang lama, membutuhkan kesabaran dan ketekunan, serta imajinasi pada tiap hari pencarian fakta, wartawan investigasi seperti mengalami penolakan, penghadang, dan kerap kecaman atau keadaan benar-benar berbahaya, waktu deadline bukanlah esok atau hari-hari kemudian, melainkan dapat berlangsung bulanan, sebagai sebuah pelaporan jurnalistik, investigasi memiliki unsur kemendalaman sedangkan depth reporting mengandung unsur keluasan, berita yang ditulis wartawan investigasi disusun secara mendalam dan depth reporting menjadi salah satu cara atau alat bagaimana investigasi diliput dan ditulis. Salah satu hal paling mendasar yang membedakan antara depth reporting dan berita investigasi adalah ada atau tidak adanya hipotesis dalam penelusuran tersebut. Dalam peliputannya, berita investigasi memakan waktu yang lebih lama dari depth reporting. Selain itu depth reporting juga menjelaskan keterkaitan dan perkembangan dari sebuah kisah yang terjadi, bukan bermaksud untuk menemukan suatu kasus yang baru yang sama sekali belum diketahui oleh masyarakat seperti dalam berita investigasi.

Seorang redaktur (ketua tim depth reporting) ataupun anggota tim (wartawan) ketika mendapatkan data yang berlebih harus pintar memilah mana berita yang relevan dan yang tidak. Jangan segan-segan membuang data yang tidak perlu. Dalam sebuah berita pasti ada ‘pelaku utama’ dan ‘pemain figuran’. Jangan sekali-kali memberi porsi yang besar pada ‘pemain figuran’ sehingga bisa menenggelamkan ‘pemain utama’. Membuat outline sangat perlu untuk memudahkan tim dalam mengolah data. Outline tersebut terdapat dalam Terms of Reference (media cetak dan radio) atau Wish list (media televisi). Outline akan mengatur lalu-lintas informasi, dan membagi permasalahan.

Bagaimana teknik yang kita lakukan untuk mengembangkan tulisan dalam laporan mendalam sehingga menghasilkan laporan yang berkualitas
Sebuah laporan mendalam adalah karya jurnalistik yang didapat dari pengembangan topik berita langsung. Pengembangan itu bisa dari banyak segi, misalnya seperti contoh berita langsung yang dikutip dari salah satu media cetak yaitu dari koran Kompas, Jum’at, 19 Maret 2010, yang memuat tentang berita terorisme  yang bergerak di Aceh, berita ini menguak tentang kontak tembak antara Polda NAD dengan sekelompok teroris  yang dilakukan oleh Abu Yusuf, salah seorang teroris yang berperan sebagai pimpinan pelatihan menembak dan membaca peta kelompok teroris itu dikawasan pegunungan Bun, Jalin, Kecamatan Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

“Kontak tembak ini bermula dari sebuah sms yang dikirimkan oleh Abu Yusuf di kawasan pegunungan Bun kepada seseorang di Solo, Jawa Tengah pada 27 Februari 2010,  dimana sms ini berbunyi “Tandzim Al-Qaidah Indonesia Cabang Serambi Mekah telah bertahan untuk melanjutkan jihad terhadap musush-musuh Alloh : kaum Yahudi, Salibis, dan Murtadin serta meminta musuh-musuh Alloh untuk segera meninggalkan tanah Serambi Mekah”. Pesan singkat tersebut bukanlah hanya ancaman yang berisikan gertakan sambal semata, hal ini dapat kita ketahui bahwa sepanjang Kamis (4/3) lalu, belasan kali ambulans milik Kepolisian Daerah (polda) NAD bolak-balik Banda Aceh-Lamkabeu, Aceh Besar untuk mengantar anggota polisi yang tertembak dalam pengejaran kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Abu Yusuf itu. Kontak tembak yang berlangsung tersebut menewaskan dua anggota Brimob Polda , seorang warga sipil serta seorang anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror, sehingga esok harinya Mabes Polri menyatakan bahwa kelompok bersenjata tersebut sangatlah menguasai medan perang ini, mayat tiga polisi yang tewas itupun baru bisa diambil dua hari kemudian karena aparat tidak berani mendekat ke lokasi kontak tembak.”

Dalam pengembangan berita ini harus terdapat beberapa pernyataan yang menyatakan bahwa ada alasan mengapa aceh menjadi medan perang, bisa dikarenakan banyak alasan, alasan tersebut misalnya antara lain aceh yang letaknya stategis, mayoritas masyarakat aceh adalah muslim, dan Aceh memiliki sejarah mendukung pergerakan Darul Islam (DI) yang diproklamirkan oleh SM Kartosuwiryo di Jawa Barat.
Berita yang telah sekilas dijelaskan diatas tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu berita depth reporting, bila berita tersebut menggambarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang terjadi, disini terdapat kelengkapan pengisahan serta terdapat kronologi peristiwa yang detail yang memberikan gambaran secara jelas tentang berita tersebut kepada masyarakat.

Jika dijelaskan melalui unsur 5W+1H, berita ini harus memenuhi unsur tersebut, Who (siapa) menyatakan siapa saja yang terlibat dengan peristiwa, disini ialah teroris di Aceh dengan Polisi Daerah (Polda) Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Where (dimana) menyatakan tempat kejadiannya berlangsung , dalam berita ini kejadian berlangsung dikawasan pegunungan Bun, Jalin, Kecamatan Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Why (mengapa) menyatakan mengapa peristiwa tersebut terjadi dan sebab yang melatarbelakangi masalah tersebut yaitu diketahuinya teroris yang mengirim pesan singkat kepada seseorang dan Polisi Daerah mengetahuinya, What (apa) menyatakan peristiwa apa yang terjadi, disini dijelaskan yang terjadi adalah terjadinya kontak tembak antara Polisi Daerah (polda) Aceh Besar dengan teroris yang dipimpin oleh Abu Yusuf di daerah Aceh.

When (kapan) menyatakan waktu terjadinya, disini dijelaskan bahwa kontak tembak terjadi 22 Februari 2010, pernyataan ini berada pada kalimat “ Seorang anggota Brimob Polda NAD yang ikut dalam pengepungan itu sejak 22 Februari 2010 mengisahkan, pergerakan kelompok itu dipegunungan cukup sulit diikuti “ dan unsur teakhir yaitu How(bagaimana) yang menjelaskan bagaimana peristiwa tersebut terjadi, yang sudah dijelaskan diatas.

Depth reporting harus  melakukan pemberitahuan kepada pembaca inti kisah yang sesungguhnya secara mendalam (lengkap), seimbang dan terorganisir dengan latar belakang, yang tidak begitu saja meninggalkan pertanyaan yang diajukan oleh pembaca, didalam depth reporting ini hendaknya memasuki sebuah penyidikan tentang sesuatu yang sudah ada dengan orisinil, logis dan memasukkan berbagai kepentingan yang membuat pembaca paham bukan kepada siapa dan apa, melainkan kepada bagaimana dan yang terpenting ialah mengapa.

Begitulah kurang lebih bagaimana cara mengembangkan sebuah depth reporting.

Bagaimana pola pembentukan tim dalam laporan mendalam lalu jelaskan fungsi dan tanggung jawab masing-masing anggota tim tersebut
Model pembentukan suatu tim pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman pada 1965. Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan tim yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan. Teori ini memfokuskan pada cara suatu tim menghadapi suatu tugas mulai dari awal pembentukan tim hingga proyek selesai. Selanjutnya Tuckman menambahkan tahap kelima yaitu adjourning dan transforming untuk melengkapi teori ini.
a.      Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota tim cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan infomasi dan mendekatkan diri satu sama lain.
b.      Tahap 2 – Storming
Pada tahap ini tim mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah apa yang harus mereka selesaikan, bagaimana fungsi mereka masing-masing dan model kepemimpinan seperti apa yang dapat mereka terima. Anggota tim saling terbuka dan mengkonfrontasikan ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula beberapa tim yang mandek pada tahap ini. Tahap storming sangatlah penting untuk perkembangan suatu tim. Tahap ini bisa saja menyakitkan bagi anggota tim yang menghindari konflik. Anggota tim harus memiliki toleransi terhadap perbedaan yang ada.
c.       Tahap 3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota tim. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. tim mulai menemukan haromoni seiring dengan kesepakatan yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-nilai yang digunakan. Pada tahap ini, anggota tim mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk tim.
d.      Tahap 4 – Performing
Tim pada tahap ini dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota tim saling tergantung satu sama lainnya dan mereka saling respek dalam berkomunikasi. Supervisor dari kelompok ini bersifat partisipatif. Keputusan penting justru banyak diambil oleh tim.
e.       Tahap 5 – Adjourning dan Transforming
Ini adalah tahap yang terakhir dimana proyek berakhir dan tim membubarkan diri. tim bisa saja kembali pada tahap manapun ketika mereka mengalami perubahan (transforming). Misalnya jika ada review mengenai goal ataupun ada perubahan anggota tim.
Dalam membangun sebuah tim, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
-          Memahami dinamika kelompok dan prosesnya, serta apa implikasinya bagi pelaku dan praktek supervisor.
-          Menyadari arti penting untuk mempengaruhi dan menetapkan norma kelompok sehingga mereka mendukung bagi pencapaian hasil kerja yang baik.
-          Memahami pentingnya mendengarkan orang lain, bukan berpegang teguh pada posisi dan pendapatnya
-          Setiap pribadi dalam tim memiliki latar belakang, nilai-nilai dan harapan masing-masing. Suasana yang konstruktif bagi berlangsungnya sikap saling mendukung dan upaya kerjasama akan tercipta melalui:

1. Upaya mendorong anggota tim untuk memandang tim sebagai sumber gagasan, tehnik pelaksanaan, bantuan dan dukungan.
2. Upaya mendorong tim untuk menyibukkan diri dengan berbagai usulan yang konstruktif.
3. Mendorong anggota tim untuk berani mengambil inisiatif dan melakukan tindakan.
4. Menjamin bahwa semua pertemuan dan diskusi formal yang dilakukan tim berlangsung efisien.
5. Mendorong semua anggota untuk menuntaskan segala persoalan dan ketidaksepakatan secara terbuka dan konstruktif, bukannya menekan atau menghambatnya.

Bagaimana seharusnya cara analisis sebuah data yang dilakukan wartawan agar bisa diperoleh sebuah berita yang valid dan akurat
Seorang wartawan harus memiliki pola berpikir lateral dalam setiap pengumpulan berita. Cara berpikir ini adalah cara berpikir kreatif, mencari alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang yang paling mendukung hasil akhir suatu masalah. Prinsip dasar berpikir lateral adalah setiap cara khusus untuk melihat sesuatu diantara banyak kemungkinan cara lain.

Pola berpikir ini memperlihatkan bahwa bahan-bahan yang dirangkai memberikan satu sudut pandang yang dapat dirangkai. Titik beratnya tidak ditujukan pada usaha memecahkan masalah, tetapi pada lingkungan yang ada di sekitar masalah. Tujuan berpikir lateral adalah untuk mempermasalahkan setiap asumsi dalam berita.
Contohnya saja, kasus anak-anak yang suka hilang dari orang tuanya ketika berada di tempat keramaian. Dalam kasus ini, banyak pendekatan masalah yang tampak sebagai pemecahan masalahnya. Namun pada situasi lain, seorang wartawan mesti melakukan pendekatan untuk melukiskan suatu cara penanganan masalah yang paling sesuai diantara semua cara pemecahan masalah yang ada.

Dari kasus di atas, masalah banyaknya anak-anak yang tersesat melalui suatu pendekatan dari kumpulan data statistik, ternyata terungkap betapa banyak orang tua yang membawa anak-anaknya ke dalam kerumunan karena para orang tua tidak menghendaki anak-anaknya sendirian berada di rumah. Dengan pola berpikir lateral ini, seorang wartawan bisa menentukan angle dari suatu permasalahan untuk diberitakan.
Dalam menantang asumsi, berarti menentang pentingnya batasan, dan berarti pula menantang kebenaran secara individual. Sedangkan dalam berpikir lateral, umumnya tidak ada pertanyaan yang menyerang asumsi yang salah. Dari pola berpikir yang seperti ini, seorang wartawan akan mencari dan mengumpulkan data. Dimulai dari tahap pengamatan (riset) dan wawancara, lalu dilanjutkan dengan mengolah data-datanya.

Wawancara disini juga patut dipertimbangkan, apakah narasumber yang ditanya itu punya kapasitas yang baik atau tidak. Wartawan juga mesti memanfaatkan teori probabilitas dalam risetnya. Dengan menggunakan metode statistika, peluang benar-salahnya suatu data yang diterima dapat diperhitungkan. Ini berguna untuk semakin mengakuratkan berita. Intinya adalah cek dan ricek.

Pemeriksaan bisa menggunakan pembanding referensi, menanyakan ulang ke narasumber, mendatangi lokasi peristiwa, memutar balik pita rekaman, memeriksa foto, dan lain-lain. Teknik lain yang bisa dipakai dalam mengolah berita adalah teknik cover both story. Biasanya teknik ini dipakai untuk reportase terhadap konflik dua pihak.

Caranya adalah dengan mewawancarai kedua pihak dan disajikan dalam reportase yang berimbang. Pihak ketiga yang netral juga patut dipertimbangkan untuk menilai konflik yang terjadi untuk mengurangi bias diantara keduanya





2 komentar:

  1. assalamualaikum, boleh tau referensi atau buku yg dipake terkait artikel ini? trima kasih sebelumnya

    BalasHapus
  2. assalamualaikum, boleh tau referensi nya mba??

    BalasHapus

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com