Dia memang bukan orang yang pulang pergi sawah membawa cangkul berpelu keringat.
Dia memakai kemeja sederhana, memikul beban pikiran.
Apa yang kau pikirkan Ayah?
Tentang rumah tanggamu?
Setumpuk kertas di meja kerjamu?
Atau masa depanku?
Tenanglah !
Berbaliklah dan lihat kami.
Kami yang akan membangun rumah yang lebih nyaman dari yang kau sediakan untuk kami.
Membuat makanan yang lebih enak dari yang kau sediakan untuk kami.
Memberi lebih banyak kebahagiaan dari apa yang telah kau berikan saat ini.
Tapi apa yang lebih nikmat dari ikhlasmu saat ini?
Menunggulah! Karena kami tidak akan berlama-lama atas doa yang tak pernah lelah itu.
Dia ayahku! Diatas sajadah kesayangannya.
Merangkai doa indah diantara lelah pikirannya.
Untuk KAMI!
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.