Pengertian
Laporan Mendalam
Depth
reporting (pelaporan mendalam)
adalah segala sesuatu yang membuat pembaca tahu mengenai seluruh aspek aspek
yang terjadi pada subjek dari kepastian informasi yang diberikan.
Kamath menekankan bahwa “depth reporting ialah mengabarkan kepada
kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang terjadi”,
Sedangkan tujuan depth reporting, menurut Ferguson
dan Patten ialah “untuk mendapatkan
kelengkapan pengisahan”
Apa
yang membuat Wartawan menulis liputan mendalam
-
Pada
satu sisi, pekerjaan depth reporting merupakan kegiatan yang menyegarkan,
melepas liputan peristiwa-peristiwa yang biasa dikerjakan.
-
Wartawan
akan merasa lebih bergairah oleh materi liputan dan merasa tertantang untuk
menelusuri kisah-kisah besar.
Apa
yang membuat Wartawan tidak menulis laporan mendalam
-
tidak
semua wartwan sanggup untuk terus-menerus berkonsentrasi dan berada di area
liputan yang sama selama beberapa waktu.
-
Selain
memiliki proses reportase yang alot, depth reporting juga memiliki teknik penulisan
yang rumit. Keluasan data dan keterangan harus dipresentasikan kepada sebuah
fokus utama. Reporter menjadi seorang pengontrol keseluruhan kisah, pengontrol
tema dan detil. Pengisahan harus dapat memindahkan setiap bagian cerita secara
logis dan koheren dari awal sampai akhir.
Depth reporting bisa diartikan
sebagai peliputan yang mendalam, namun bukan hendak mempresentasikan
fakta-fakta didalam pendekatan pertamanya, melainkan hendak memasuki sebuah
penyelidikan yang orisinal, logis, memasukkan bernbagai tekanan dan
kepentingan, membuat pembaca paham bukan kepada siapa dan apa, namun bagaimana,
dan yang terpenting lalu mengapa. Dari definisi diatas kita bisa menarik
kesimpulan bahwa depth reporting ialah
mengabarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang
terjadi dengan bentuk pelaporan yang mendetail. Namun, bukan berarti pula,
bahwa pelaporan harus selalu menjadi panjang dengan sekian ribu kata ‘panjang’
tidak ada kaitannya dengan peloparan depth.
Depth reporting berupaya menyajikan
informasi yang begitu mendetail. Maka itu, teknik penulisan feuature article
menjasdi alatnya. Bahkan, investigative reporting juga menjadi perangkat
laporan depth ketika mengejar informasi, sebagai objek liputan, yang oleh
seseorang sengaja disembunyikan
Depth reporting juga merupakan
pengembangan dari berita lama yang masih belum selesai dan merasa perlu untuk
ditindak lanjuti / follow up untuk mendapat info baru dengan cara mewawancarai
berbagai Pihak yang terkait dengan berita lama tersebut.
Dalam peliputan depth sebelum
turun kelapangan,seorang waratawan akan membutuhkan suatu perencanaan dan
pengembangan tema, dalam dunia jurnalistik sering disebut dengan TOR (thema of
reference) yang didalamnya ada tema dengan suatu uraian angle yang diambil
dengan kalimat pendek dan jelas termasuk nara sumber di dalamnya.
Tujuan pelaporan mendalam,
menurut Ferguson & Patten, ialah
untuk mendapatkan kelengkapan pengisahan (complete stories) – pengisahan dengan
subtansi”. Maka itulah depth reporting sering disebut sebagai peliputan
investigative yang terjadi secara natural. Penyelidikan yang dilakukan bukan
disengaja ditujukan untuk mengungkap, atau membongkar adanya kasus, skandal,
atau kejahatan yang sengaja ditutup-tutupi. Akan tetapi, terjadi dengan sendirinya.
Skandal yang terungkap seakan tanpa sengaja dari upaya untuk menemukan detil
kelengkapan kejadian. Tidak ada tujuan dari awal dan juga tidak ada upaya
membuat semacam hipotesis bahwa disana.
depth reporting merupakan suatu
berita yang menginformasikan suatu informasi lebih dalam, selain itu depth
reporting juga merupakan suatu laporan mendalam terhadap objek liputan,
biasanya yang menyangkut kepentingan publik agar publik betul-betul memahami
objek tersebut. Perlu kita ketahui bersama bahwa sifat depth reporting lebih
pada penjelasan pada publik, dimana laporan mendalam ini digunakan untuk
menulis atau mengangkat suatu peristiwa ( yang penting dan menarik ) secara
lebih lengkap, mendalam. Serta mencari pemaparan jawaban HOW ( bagaimana) dan
WHY ( mengapa ) secara lebih rinci dan banyak dimensi atas apa dan siapa.
Depth reporting biasanya sering
digunakan oleh media cetak untuk mengimbangi kekurangan dari media elektronik
seperti radio dan televisi yang cenderung cepat dalam penyajiannya
Seperti kasus skandal korupsi
wisma atlet yang awalnya nazarudin sebagai tersangka, kemudian KPK dan lembaga
yang lainnya melakukan investigasi reporting yang akhirnya terbongkar dengan
hasil Angelina sondakh selaku kader
Partai Demokrat dan sebagai anggota DPR RI
ikut terlibat dalam kasus korupsi wisma atlet.
Berita yang telah sekilas
dijelaskan diatas tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu berita depth
reporting, hal ini dikarenakan berita tersebut menggambarkan kepada kita
mengenai keseluruhan apa yang terjadi dari kisah yang terjadi, disini terdapat
kelengkapan pengisahan serta terdapat kronologi peristiwa yang detail nyang
memberikan gambaran secara jelas tentang berita tersebut kepada masyarakat.
Kelebihan Dept Report
-
berita
ini menelusuri suatu masalah lebih detail daripada berita-berita lainnya.
-
pemberitaan
depth reporting memiliki kelengkapan pengisahan.
-
depth
reporting disini mengangkat fakta-fakta bukan sebagai sesuatu yang segera
tampak, melainkan hendak memberikan kontribusi pada pemahaman terhadap sebuah
kisah.
-
selain
itu depth reporting ini melakukan pemberitahuan kepada pembaca inti kisah yang
sesungguhnya secara mendalam (lengkap), seimbang dan terorganisir dengan latar
belakang, yang tidak begitu saja meninggalkan pertanyaan yang diajukan oleh
pembaca.
-
didalam
depth reporting ini hendak memasuki sebuah penyidikan tentang sesuatu yang
sudah ada dengan orisinil, logis dan memasukkan berbagai kepentingan yang
membuat pembaca paham bukan kepada siapa dan apa, melainkan kepada bagaimana
dan yang terpenting ialah mengapa.
Kelemahan Dept Report
-
dapat
disebutkan bahwa berita ini beritanya
bersambung, jadi berita tidak satu kali penerbitan berita selesai, jika pembaca
ingin lebih tahu mengenai seluruh aspek yang terjadi pada subjek yang dibahas maka pembaca dianjurkan untuk membaca kisah
yang dibahas dari awal, serta mengikuti berita yang selanjutkan, karena berita
depth reporting ini merupakan berita yang bersambung.
Banyak sekali kategori
pemberitaan, antara lain seperti hard news , feature news, Sport New, Social
News, Interpretatif , Science, Consumer, dan finansial. Yang dimaksud dengan
hard news merupakan berita yang isinya menyangkut hal-hal penting yang langsung
terkait dengan kehidupan pembaca, pendengar atau pemirsa. Lalu feature news
ialah kisah peristiwa atau situasi yang menimbulkan kegemparan atau imaji-imaji
(pencitraan), dimana peristiwanya bisa jadi tidak teramat penting harus
diketahui masyarakat bahkan kemungkinan hal-hal yang telah terjadi beberapa
waktu yang lalu, misalnya saja yang tergolong feature news tentang berita
orang-orang kelas bawah yang bertahan disudut kota yang kumuh, adapula kategori
Sport News yang mana beritanya merupakan berita olahraga, kemudian Social News
yang menggambarkan kisah-kisah kehidupan sosial yang meliputi kehidupan masyarakat
sehari-hari. Interpretatif disini merupakan berita yang memberikan kedalaman
analisis dan melakukan survei terhadap berbagai hal yang terkait dengan
peristiwa yang hendak dilaporkan. Science yang merupakan suatu berita dimana
wartawan berupaya untuk menjelaskan dalam bahasa berita mengenai kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Consumer berita yang memberikan bantuan kepada
khalayak yang hendak membeli barang, fianancial news yang merupaka berita yang
memfokuskan kepada bidang-bidang bisnis, komersial dan investasi.
Dari penjelasan beberapa kategori
tersebut sangatlah jelas perbedaan antara berita yang dikategorikan sebagai
berita depth reporting atau bukan sebagai berita depth reporting, berita dapat
dikategorikan sebagai berita depth reporting jika berita tersebut menguak lebih
dalam kepada sesuatu hal yang telah diketahui oleh pembaca atau masyarakat
terlebih dahulu, dan wartawan bermaksud untuk menyajikan lebih detai bagaimana
suatu kejadian tersebut terjadi secara detail dipaparkan, tetapi disini bukan
bermaksud untuk menemukan suatu kasus yang baru, yang sama sekali belum
diketahui oleh masyarakat, depth reporting sangatlah berbeda dengan
investigative reporting.
Apabila menengok investigative
reporting serta depth reporting ini memiliki perbedaan, misalnya saja perbedaan
ini dapat dilihat dari wartawannya, wartawan investigasi bekerja dengan ketidak
jelasan materi liputan, waktu peliputan membutuhkan waktu yang lama,
membutuhkan kesabaran dan ketekuanan, serta imajinasi pada tiap hari pencarian
fakta, wartawan investigasi seperti mengalami penolakan, penghadang, dan kerap
kecaman atau keadaan benar-benar berbahaya, waktu deadline bukanlah esok atau
hari-hari kemudian, melainkan dapat berlangsung bulanan, sebagai sebuah
pelaporan jurnalistik, investigasi memiliki unsur kemendalaman, berita yang
ditulis wartawan investigasi disusun secara mendalam dan depth reporting
menjadi salah satu cara atau alat bagaimana investigasi diliput dan ditulis.
Salah satu hal yang membedakan antara depth reporting dan investigative
reporting adalah ada atau tidak adanya hipotesis dalam penelusuran tersebut.
Berbeda sekali dengan depth
reporting yang deadlinenya dapat berhari-hari serta tidak membutuhkan waktu
lama dalam peliputannya, karena berita ini sudah memiliki pelaporan sederhana
yang bagus dalam hal akurasi dan detil pengamatannya, selain itu depth
reporting juga menjelaskan keterkaitan dan perkembangan dari sebuah kisah yang
terjadi.
Berita mendalam adalah produk dari investigasi.
Indepth News adalah berita yang menyajikan permasalahan secara lengkap, mendalam dan analitis. Cara penulisan ini dimaksudkan untuk menghadirkan informasi agar pembaca lebih memahami duduk perkara suatu masalah. Ke arah mana suatu peristiwa berkembang.
Berita mendalam ditulis lewat hasil liputan yang terencana dan sering memerlukan waktu yang lama memerlukan people trail dan paper trail, yakni penelusuran jejak orag (people)dan jejak dokumen (paper) Tehnik peliputannya dengan melalui investigative reporting, mulai pengumpulan fakta sampai penyajiannya.
Indepth News adalah berita yang menyajikan permasalahan secara lengkap, mendalam dan analitis. Cara penulisan ini dimaksudkan untuk menghadirkan informasi agar pembaca lebih memahami duduk perkara suatu masalah. Ke arah mana suatu peristiwa berkembang.
Berita mendalam ditulis lewat hasil liputan yang terencana dan sering memerlukan waktu yang lama memerlukan people trail dan paper trail, yakni penelusuran jejak orag (people)dan jejak dokumen (paper) Tehnik peliputannya dengan melalui investigative reporting, mulai pengumpulan fakta sampai penyajiannya.
Jika anda kebetulan membaca sebuah berita dan merasakan masih adanya informasi yang tertinggal atau belum terungkapkan, itu berarti penulis berita mempunyai kesempatan untuk melanjutkan penulisan beritanya dengan mengembangkan pada tulisan lainnya.
Laporan mendalam dan berita mendalam adalah sama-sama bentuk pelaporan investigasi. Laporan Mendalam (in-depht reporting) dalam peliputannya, jurnalis membongkar persoalan sedalam-dalamnya untuk memperoleh fakta, sebelum ia berhasil memetakan persoalan yang diliput. Banyak hal yang harus diungkap, diuji kebenarannya, dan seterusnya, sehingga memerlukan kecermatan, pendalaman pemahaman atas persoalan, dan juga waktu panjang.Daridurasi tulisan laporan mendalam sama-sama berkesempatan untuk menjadi running news (berita yang bersambung).
Liputan mendalam dilakukan dengan cara interpretatif (mencoba memaknai hubungan antar fakta agar memperoleh petunjuk fakta apa saja yang perlu dicari dan dikumpulkan dengan cara penyelidikan investigasi, dan penggalian data karena diasumsikan selalu ada pihak yang mencoba menyembunyikan fakta).
Dalam laporan dan berita mendalam (in depth) yang dilakukan dengan cara investigasi dikenal dengan adanya 2 sumber berita, ini menurut konsep investigasi reporting dari pakar jurnalistik AS, Melvin Mencher, yakni :
1. People Trail
2. Paper Trail
1. People Trail yakni jejak orang atau wawancara dengan narasumber yang merupakan key informan, dan secondary informan, sedapat mungkin hindari wawancara dengan orang yang hanya ada di luar persoalan yang diinvestigasi
2. Paper trail adalah investigasi dengan cara membongkar dokumen, atau mencari data dari aneka literarur yang mendukung (back up data) dari data yang sudah diperoleh hasil wawancara.
PANDUAN MELAKUKAN WAWANCARA MENDALAM
Data umum yang perlu dicatat setiap
kali melakukan wawancara adalah :
Nama Pewawancara :
Nama Pencatat :
Tanggal Wawancara :
Tempat Wawancara :
Nama Lengkap Informan :
Jabatan/ Pekerjaan Informan :
Nomor Telepon Informan :
TAHAP PEMBUKAAN WAWANCARA
1. Sampaikan ucapan terima kasih kepada informan atas ketersediaannya meluangkan waktu untuk diwawancarai.
2. Perkenalkan diri dan jelaskan topik dan tujuan wawancara dilakukan.
3. Sampaikan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, harapan serta saran-saran yang berkaitan dengan topik.
4. Catat seluruh pembicaraan yang ada dan untuk membantu proses pencatatan gunakan tape recorder untuk merekam seluruh isi pembicaraan.
5. Apabila informan memiliki waktu yang terbatas mintalah waktu lain untuk melanjutkan wawancara sesuai dengan kesediaan informan.
TAHAP PELAKSANAAN WAWANCARA
Wawancara dilakukan oleh peneliti sendiri dimana ketika wawancara dimulai tujuan khusus yang akan dicapai oleh pengembangan sistem harus dijelaskan. Ceritakan beberapa temuan yang berkaitan dengan sistem sesuai dengan hal-hal yang melatarbelakangi dikembangkannya sistem.
Misal wawancara Untuk petugas juga warga soal Pengurusan Pajak:
1. Bila sistem akan dikembangkan, tujuan apa yang bapak/ ibu harapkan dari sistem ini?
2. Bila sistem akan dikembangkan sampai dimana cakupan sistem tersebut?
3. Bila dilihat dari manajemen organisasi adakah dukungan pihak manajemen atau kebijakan khusus untuk pengembangan sistem?
4. Bila dilihat dari kebutuhan informasi, informasi yang bagaimana yang bapak/ ibu butuhkan untuk Pengurusan pajak?
5. Apakah ada dana khusus yang disediakan untuk pengembangan sistem?
6. Menurut bapak/ ibu bagaimana gambaran sistem yang ada selama ini?
7. Bagaimana pemanfaatan data dan informasi dari ruangan-ruangan untuk pengelolaan Pengurusan pajak selama ini?
8. Darimana saja sumber data dan informasi yang bapak/ ibu butuhkan untuk sistem Pengurusan pajak?
9. Apa tindakan yang dilakukan bila data yang dilaporkan dari warga tidak lengkap?
10. Bagaimana bapak/ ibu melakukan validasi data yang dilaporkan?
11. Siapa saja yang memanfaatkan data dan informasi Pengurusan pajak selama ini?
12. Menurut bapak/ ibu apakah perlu SOP?
13. Menurut bapak/ ibu bagaimana kualitas dan kuantitas sumber daya yang menunjang pelaksanaan sistem pajak selama ini baik dari tenaga
pengelola maupun sarananya?
14. Faktor-faktor apa yang dapat menjadi pendukung dan penghambat dalam pengembangan sistem informasi Pengurusan pajak?
Nama Pewawancara :
Nama Pencatat :
Tanggal Wawancara :
Tempat Wawancara :
Nama Lengkap Informan :
Jabatan/ Pekerjaan Informan :
Nomor Telepon Informan :
TAHAP PEMBUKAAN WAWANCARA
1. Sampaikan ucapan terima kasih kepada informan atas ketersediaannya meluangkan waktu untuk diwawancarai.
2. Perkenalkan diri dan jelaskan topik dan tujuan wawancara dilakukan.
3. Sampaikan bahwa informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, harapan serta saran-saran yang berkaitan dengan topik.
4. Catat seluruh pembicaraan yang ada dan untuk membantu proses pencatatan gunakan tape recorder untuk merekam seluruh isi pembicaraan.
5. Apabila informan memiliki waktu yang terbatas mintalah waktu lain untuk melanjutkan wawancara sesuai dengan kesediaan informan.
TAHAP PELAKSANAAN WAWANCARA
Wawancara dilakukan oleh peneliti sendiri dimana ketika wawancara dimulai tujuan khusus yang akan dicapai oleh pengembangan sistem harus dijelaskan. Ceritakan beberapa temuan yang berkaitan dengan sistem sesuai dengan hal-hal yang melatarbelakangi dikembangkannya sistem.
Misal wawancara Untuk petugas juga warga soal Pengurusan Pajak:
1. Bila sistem akan dikembangkan, tujuan apa yang bapak/ ibu harapkan dari sistem ini?
2. Bila sistem akan dikembangkan sampai dimana cakupan sistem tersebut?
3. Bila dilihat dari manajemen organisasi adakah dukungan pihak manajemen atau kebijakan khusus untuk pengembangan sistem?
4. Bila dilihat dari kebutuhan informasi, informasi yang bagaimana yang bapak/ ibu butuhkan untuk Pengurusan pajak?
5. Apakah ada dana khusus yang disediakan untuk pengembangan sistem?
6. Menurut bapak/ ibu bagaimana gambaran sistem yang ada selama ini?
7. Bagaimana pemanfaatan data dan informasi dari ruangan-ruangan untuk pengelolaan Pengurusan pajak selama ini?
8. Darimana saja sumber data dan informasi yang bapak/ ibu butuhkan untuk sistem Pengurusan pajak?
9. Apa tindakan yang dilakukan bila data yang dilaporkan dari warga tidak lengkap?
10. Bagaimana bapak/ ibu melakukan validasi data yang dilaporkan?
11. Siapa saja yang memanfaatkan data dan informasi Pengurusan pajak selama ini?
12. Menurut bapak/ ibu apakah perlu SOP?
13. Menurut bapak/ ibu bagaimana kualitas dan kuantitas sumber daya yang menunjang pelaksanaan sistem pajak selama ini baik dari tenaga
pengelola maupun sarananya?
14. Faktor-faktor apa yang dapat menjadi pendukung dan penghambat dalam pengembangan sistem informasi Pengurusan pajak?
karakteristik laporan mendalam (depth reporting) untuk media
cetak, televisi, dan radio
1.
Televisi :
-
Produksi
berita televisi dilakukan sesuai SOP (standard operating procedure): Pra
produksi, produksi, dan pasca produksi.
-
Produksi
berita televisi memanfaatkan audio visual seperti apa adanya dan tanpa
manipulasi. Pengambilan gambarnya dilakukan ‘as it happen’ atau saat sebuah
peristiwa sedang berlangsung
-
Beberapa
hal yang biasa dilakukan pada tahap pra produksi antara lain adalah riset dan
daftar harapan atau WISHLIST. WISHLIST adalah daftar sejumlah hal yang
diharapkan diperoleh tim liputan saat berada di lapangan. Salah satu unsur
dalam WISHLIST adalah urutan VISUAL/SHOT LIST. VISUAL/SHOT LIST adalah urutan
gambar yang diinginkan produser sehingga bisa dikatakan bahwa ini merupakan
bentuk sederhana dari STORYBOARD. Untuk sebuah laporan mendalam dengan durasi
30 menit, WISHLIST dibuat berdasarkan porsi dari liputan mendalam itu yang akan
dilakukan keesokan harinya. Sehingga WISHLIST yang dibuat bisa lebih dari satu
dan satu WISHLIST bisa melengkapi WISHLIST lainnya. Satu SEGMEN bisa dibuat
dengan 4 atau 5 wishlist.
-
Lama
proses produksi tim liputan dalam sehari sekitar 9 jam. Jam bekerja itu sudah
termasuk proses membuat ‘rough-cut’ atau edit kasar dari hasil liputan bagi
campers dan skrip bagi reporter, sehingga memudahkan editor yang akan meng-edit
hasil liputan. Skrip akan di-edit oleh produser dan audio visual akan di-edit
oleh editor visual. Dengan demikian produksi di lapangan otomatis hanya sekitar
5 s/d 6 jam.
-
Dalam
proses pasca produksi, hasil liputan reporter diserahkan kepada produser.
‘Rough cut’ buatan campers diserahkan ke editor dan skrip diserahkan ke
produser untuk diolah lebih lanjut menjadi tayangan yang koheren selama 30
menit. Untuk laporan mendalam selama 30 menit lama proses produksi (pra,
produksi dan pasca produksi) bisa menghabiskan waktu 2 pekan atau 14 hari.
2.
Media cetak
-
Menyesuaikan
diri dengan kaidah bahasa Jurnalistik yang benar, minimal tulisan dapat
dimengerti pembaca dan tidak berbelit-belit.
-
Mengungkap
persoalan secara kronologis, mendalam, objektif, terungkap, dan teliti dari
berbagai sudut pandang (tidak boleh satu).
-
Suatu
media massa cetak mengkaji berita mendalam dari berita langsung (straight news)
yang terlebih dahulu diberitakan dalam media massa cetak yang sama.
-
Terdapat
rapat proyeksi (rencana kegiatan) dan rapat budgeting (pendalaman objek
pencarian berita) sebelum tim diterjunkan ke lapangan.
-
Redaktur
sebagai kepala tim menentukan Terms Of Reference untuk tiap-tiap anggota tim
(wartawan). Dibahas dalam rapat proyeksi.
3.
Radio
-
Proses
penyebaran berita melalui pemancaran (transmisi) dan lebih ke arah audio nya.
-
Menggunakan
bahasa tutur. Langsung, kalimat mudah dimengerti (singkat, padat, sederhana,
dan jelas.
-
Memerlukan
news script, yang pembuatannya sama dengan media massa cetak.
-
Secara
garis besar, proses penyampaiannya adalah seperti ini:
No
|
Pelaku
|
Audio
|
Keterangan
|
1.
|
Penyiar
|
SIAPA
MENGATAKAN APA, DIDUKUNG FAKTA/DATA..
Siapa
mengatakan apa : Ribuan buruh di Kabupeten
Tangerang dan kota Tangerang, mengancam akan menutup akses jalan tol
Jakarta-Tangerang, menyusul kisruh penetapan upah minimum kabupten/kota (UMK)
oleh Gubernur Banten. Menurut koordinator Aliansi buruh dan Serikat buruh
Tangerang,Koswara, siang tadi menjelaskan aksi buruh akan lebih
besar dari yang terjadi beberapa hari yang lalu
|
Fakta
yang diuraikan (What is the News)
|
2
|
Operator
|
Insert:Koswara
”Aksi kami akan melebihi buruh di Bekasi ” |
Insert
Audio
|
3
|
Penyiar
|
(Fakta) :Ancaman
tersebut akan di gelar, jika pada pertemuan 1 Februari di Kementerian Tenaga
Kerja tak dihasilkan kesepakatan. Buruh tetap menuntut para pengusaha menjalankan
surat keputusan Gubernur Banten tentang pemberlakuan UMK di Kabupaten
Tangerang, Kota Tangerang dan kota Tangerang Selatan.
|
Pemaparan
masalah -
|
4.
|
(Fakta) Tidak
hanya itu, menurut Koswara, buruh juga menuntut agar asosiasi Pengusaha
Indonesia (Apindo), mencabut gugatan atas surat keputusan Gubernur di
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
|
Detail
- Rincian -
|
|
5
|
Penyiar
|
Ketua
Apindo Bidang Pengupahan, Hariadi B Sukandani, mengungkapkan bahwa para
pengusaha mengatakan revisi surat keputusan itu cacat hukum. Kalau soal
besaran upah, pihaknya bersedia berdialog.
|
Sisi/aspek
Apindo.
|
6.
|
Penyiar
|
Kepala
Biro Hukum Propinsi Banten, Samsir, menyatakan siap menghadapi gugatan
Apindo. Revisi upah untuk tiga daerah di Banten oleh Gubernur dinilai sudah
tepat.
|
Sisi/aspek
Pemerintah Daerah.
|
7.
|
Penyiar
|
Sementara
itu Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat mengecam aksi blokade jalan
tol yang dilakukan para buruh. Aksi tersebut bisa merusak iklam investasi di
Indonesia
|
Sisi/aspek
perindustrian.
|
8.
|
Operator
|
Insert : Menteri
Perindustrian: ”Sangat kecewa dengan itu ”
|
Insert
Audio
|
9.
|
Penyiar
|
Maraknya
aksi buruh menuntut kenaikan upah mendorong pemerintah segera menyempurnakan
regulasi penetapan upah minimum. Menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
,Muhaimin berencana menetapkan upah minimum kabupten/kota dua tahun sekali.
Pemerintah dalam waktu cepat akan menuntaskan senua kebutuhan regulasi dalam
hubungan industrial.
|
Minor
detail.
|
4. perbedaan yang mendasar antara berita investigasi dengan
laporan mendalam
Depth
reporting mengangkat berbagai fakta untuk memberikan kontribusi pada pemahaman
terhadap sebuah kisah, selain itu depth reporting melakukan pemberitahuan
kepada pembaca inti kisah yang sesungguhnya secara mendalam (lengkap), seimbang
dan terorganisir dengan latar belakang, yang tidak begitu saja meninggalkan
pertanyaan yang diajukan oleh pembaca, depth reporting memasuki sebuah
penyidikan (investigasi) tentang sesuatu yang sudah ada dengan orisinil, logis
dan memasukkan berbagai kepentingan yang membuat pembaca paham bukan kepada
siapa dan apa, melainkan kepada bagaimana dan yang terpenting ialah mengapa.
Perbedaan antara berita investigasi dengan depth reporting dapat dilihat dari
wartawannya, wartawan investigasi bekerja dengan ketidakjelasan materi liputan,
waktu peliputan membutuhkan waktu yang lama, membutuhkan kesabaran dan
ketekunan, serta imajinasi pada tiap hari pencarian fakta, wartawan investigasi
seperti mengalami penolakan, penghadang, dan kerap kecaman atau keadaan
benar-benar berbahaya, waktu deadline bukanlah esok atau hari-hari kemudian,
melainkan dapat berlangsung bulanan, sebagai sebuah pelaporan jurnalistik,
investigasi memiliki unsur kemendalaman sedangkan depth reporting mengandung
unsur keluasan, berita yang ditulis wartawan investigasi disusun secara
mendalam dan depth reporting menjadi salah satu cara atau alat bagaimana
investigasi diliput dan ditulis. Salah satu hal paling mendasar yang membedakan
antara depth reporting dan berita investigasi adalah ada atau tidak adanya
hipotesis dalam penelusuran tersebut. Dalam peliputannya, berita investigasi
memakan waktu yang lebih lama dari depth reporting. Selain itu depth reporting
juga menjelaskan keterkaitan dan perkembangan dari sebuah kisah yang terjadi,
bukan bermaksud untuk menemukan suatu kasus yang baru yang sama sekali belum
diketahui oleh masyarakat seperti dalam berita investigasi.
Seorang redaktur (ketua tim depth
reporting) ataupun anggota tim (wartawan) ketika mendapatkan data yang berlebih
harus pintar memilah mana berita yang relevan dan yang tidak. Jangan
segan-segan membuang data yang tidak perlu. Dalam sebuah berita pasti ada
‘pelaku utama’ dan ‘pemain figuran’. Jangan sekali-kali memberi porsi yang
besar pada ‘pemain figuran’ sehingga bisa menenggelamkan ‘pemain utama’.
Membuat outline sangat perlu untuk memudahkan tim dalam mengolah data. Outline
tersebut terdapat dalam Terms of Reference (media cetak dan radio) atau Wish
list (media televisi). Outline akan mengatur lalu-lintas informasi, dan membagi
permasalahan.
Bagaimana teknik yang kita lakukan untuk mengembangkan
tulisan dalam laporan mendalam sehingga menghasilkan laporan yang berkualitas
Sebuah
laporan mendalam adalah karya jurnalistik yang didapat dari pengembangan topik
berita langsung. Pengembangan itu bisa dari banyak segi, misalnya seperti
contoh berita langsung yang dikutip dari salah satu media cetak yaitu dari
koran Kompas, Jum’at, 19 Maret 2010, yang memuat tentang berita terorisme yang bergerak di Aceh, berita ini menguak
tentang kontak tembak antara Polda NAD dengan sekelompok teroris yang dilakukan oleh Abu Yusuf, salah seorang
teroris yang berperan sebagai pimpinan pelatihan menembak dan membaca peta
kelompok teroris itu dikawasan pegunungan Bun, Jalin, Kecamatan Jantho, Aceh
Besar, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
“Kontak
tembak ini bermula dari sebuah sms yang dikirimkan oleh Abu Yusuf di kawasan
pegunungan Bun kepada seseorang di Solo, Jawa Tengah pada 27 Februari
2010, dimana sms ini berbunyi “Tandzim
Al-Qaidah Indonesia Cabang Serambi Mekah telah bertahan untuk melanjutkan jihad
terhadap musush-musuh Alloh : kaum Yahudi, Salibis, dan Murtadin serta meminta
musuh-musuh Alloh untuk segera meninggalkan tanah Serambi Mekah”. Pesan singkat
tersebut bukanlah hanya ancaman yang berisikan gertakan sambal semata, hal ini
dapat kita ketahui bahwa sepanjang Kamis (4/3) lalu, belasan kali ambulans
milik Kepolisian Daerah (polda) NAD bolak-balik Banda Aceh-Lamkabeu, Aceh Besar
untuk mengantar anggota polisi yang tertembak dalam pengejaran kelompok
bersenjata yang dipimpin oleh Abu Yusuf itu. Kontak tembak yang berlangsung
tersebut menewaskan dua anggota Brimob Polda , seorang warga sipil serta
seorang anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror, sehingga esok harinya Mabes
Polri menyatakan bahwa kelompok bersenjata tersebut sangatlah menguasai medan
perang ini, mayat tiga polisi yang tewas itupun baru bisa diambil dua hari
kemudian karena aparat tidak berani mendekat ke lokasi kontak tembak.”
Dalam
pengembangan berita ini harus terdapat beberapa pernyataan yang menyatakan
bahwa ada alasan mengapa aceh menjadi medan perang, bisa dikarenakan banyak
alasan, alasan tersebut misalnya antara lain aceh yang letaknya stategis,
mayoritas masyarakat aceh adalah muslim, dan Aceh memiliki sejarah mendukung
pergerakan Darul Islam (DI) yang diproklamirkan oleh SM Kartosuwiryo di Jawa
Barat.
Berita yang telah sekilas dijelaskan
diatas tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu berita depth reporting, bila
berita tersebut menggambarkan kepada kita mengenai keseluruhan apa yang terjadi
dari kisah yang terjadi, disini terdapat kelengkapan pengisahan serta terdapat
kronologi peristiwa yang detail yang memberikan gambaran secara jelas tentang
berita tersebut kepada masyarakat.
Jika dijelaskan melalui unsur 5W+1H,
berita ini harus memenuhi unsur tersebut, Who (siapa) menyatakan siapa saja
yang terlibat dengan peristiwa, disini ialah teroris di Aceh dengan Polisi
Daerah (Polda) Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Where (dimana)
menyatakan tempat kejadiannya berlangsung , dalam berita ini kejadian
berlangsung dikawasan pegunungan Bun, Jalin, Kecamatan Jantho, Aceh Besar,
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Why
(mengapa) menyatakan mengapa peristiwa tersebut terjadi dan sebab yang
melatarbelakangi masalah tersebut yaitu diketahuinya teroris yang mengirim
pesan singkat kepada seseorang dan Polisi Daerah mengetahuinya, What (apa)
menyatakan peristiwa apa yang terjadi, disini dijelaskan yang terjadi adalah
terjadinya kontak tembak antara Polisi Daerah (polda) Aceh Besar dengan teroris
yang dipimpin oleh Abu Yusuf di daerah Aceh.
When
(kapan) menyatakan waktu terjadinya, disini dijelaskan bahwa kontak tembak
terjadi 22 Februari 2010, pernyataan ini berada pada kalimat “ Seorang anggota
Brimob Polda NAD yang ikut dalam pengepungan itu sejak 22 Februari 2010
mengisahkan, pergerakan kelompok itu dipegunungan cukup sulit diikuti “ dan
unsur teakhir yaitu How(bagaimana) yang menjelaskan bagaimana peristiwa
tersebut terjadi, yang sudah dijelaskan diatas.
Depth
reporting harus melakukan pemberitahuan
kepada pembaca inti kisah yang sesungguhnya secara mendalam (lengkap), seimbang
dan terorganisir dengan latar belakang, yang tidak begitu saja meninggalkan
pertanyaan yang diajukan oleh pembaca, didalam depth reporting ini hendaknya
memasuki sebuah penyidikan tentang sesuatu yang sudah ada dengan orisinil,
logis dan memasukkan berbagai kepentingan yang membuat pembaca paham bukan
kepada siapa dan apa, melainkan kepada bagaimana dan yang terpenting ialah
mengapa.
Begitulah
kurang lebih bagaimana cara mengembangkan sebuah depth reporting.
Bagaimana pola pembentukan tim dalam laporan mendalam lalu
jelaskan fungsi dan tanggung jawab masing-masing anggota tim tersebut
Model
pembentukan suatu tim pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman pada 1965. Teori
ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan tim yang terbaik dan
menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan. Teori ini
memfokuskan pada cara suatu tim menghadapi suatu tugas mulai dari awal
pembentukan tim hingga proyek selesai. Selanjutnya Tuckman menambahkan tahap
kelima yaitu adjourning dan transforming untuk melengkapi teori ini.
a.
Tahap 1 – Forming
Pada
tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota tim
cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka
belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak dihabiskan
untuk merencanakan, mengumpulkan infomasi dan mendekatkan diri satu sama lain.
b.
Tahap 2 – Storming
Pada
tahap ini tim mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas yang mereka
hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah apa yang harus mereka
selesaikan, bagaimana fungsi mereka masing-masing dan model kepemimpinan
seperti apa yang dapat mereka terima. Anggota tim saling terbuka dan
mengkonfrontasikan ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa
kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula beberapa tim yang mandek
pada tahap ini. Tahap storming sangatlah penting untuk perkembangan suatu tim.
Tahap ini bisa saja menyakitkan bagi anggota tim yang menghindari konflik.
Anggota tim harus memiliki toleransi terhadap perbedaan yang ada.
c.
Tahap 3 – Norming
Terdapat
kesepakatan dan konsensus antara anggota tim. Peranan dan tanggung jawab telah
jelas. tim mulai menemukan haromoni seiring dengan kesepakatan yang mereka buat
mengenai aturan-aturan dan nilai-nilai yang digunakan. Pada tahap ini, anggota
tim mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat
kontribusi penting masing-masing anggota untuk tim.
d.
Tahap 4 – Performing
Tim
pada tahap ini dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan
efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota tim
saling tergantung satu sama lainnya dan mereka saling respek dalam
berkomunikasi. Supervisor dari kelompok ini bersifat partisipatif. Keputusan
penting justru banyak diambil oleh tim.
e.
Tahap 5 – Adjourning dan
Transforming
Ini adalah tahap yang terakhir dimana
proyek berakhir dan tim membubarkan diri. tim bisa saja kembali pada tahap
manapun ketika mereka mengalami perubahan (transforming). Misalnya jika ada
review mengenai goal ataupun ada perubahan anggota tim.
Dalam membangun sebuah tim, beberapa
hal yang perlu diperhatikan adalah:
-
Memahami
dinamika kelompok dan prosesnya, serta apa implikasinya bagi pelaku dan praktek
supervisor.
-
Menyadari
arti penting untuk mempengaruhi dan menetapkan norma kelompok sehingga mereka
mendukung bagi pencapaian hasil kerja yang baik.
-
Memahami
pentingnya mendengarkan orang lain, bukan berpegang teguh pada posisi dan
pendapatnya
-
Setiap
pribadi dalam tim memiliki latar belakang, nilai-nilai dan harapan
masing-masing. Suasana yang konstruktif bagi berlangsungnya sikap saling mendukung
dan upaya kerjasama akan tercipta melalui:
1. Upaya mendorong anggota tim untuk
memandang tim sebagai sumber gagasan, tehnik pelaksanaan, bantuan dan dukungan.
2. Upaya mendorong tim untuk
menyibukkan diri dengan berbagai usulan yang konstruktif.
3. Mendorong anggota tim untuk
berani mengambil inisiatif dan melakukan tindakan.
4. Menjamin bahwa semua pertemuan
dan diskusi formal yang dilakukan tim berlangsung efisien.
5. Mendorong semua anggota untuk
menuntaskan segala persoalan dan ketidaksepakatan secara terbuka dan
konstruktif, bukannya menekan atau menghambatnya.
Bagaimana seharusnya cara analisis sebuah data yang
dilakukan wartawan agar bisa diperoleh sebuah berita yang valid dan akurat
Seorang
wartawan harus memiliki pola berpikir lateral dalam setiap pengumpulan berita.
Cara berpikir ini adalah cara berpikir kreatif, mencari alternatif pemecahan
masalah dari berbagai sudut pandang yang paling mendukung hasil akhir suatu
masalah. Prinsip dasar berpikir lateral adalah setiap cara khusus untuk melihat
sesuatu diantara banyak kemungkinan cara lain.
Pola
berpikir ini memperlihatkan bahwa bahan-bahan yang dirangkai memberikan satu
sudut pandang yang dapat dirangkai. Titik beratnya tidak ditujukan pada usaha
memecahkan masalah, tetapi pada lingkungan yang ada di sekitar masalah. Tujuan
berpikir lateral adalah untuk mempermasalahkan setiap asumsi dalam berita.
Contohnya
saja, kasus anak-anak yang suka hilang dari orang tuanya ketika berada di tempat
keramaian. Dalam kasus ini, banyak pendekatan masalah yang tampak sebagai
pemecahan masalahnya. Namun pada situasi lain, seorang wartawan mesti melakukan
pendekatan untuk melukiskan suatu cara penanganan masalah yang paling sesuai
diantara semua cara pemecahan masalah yang ada.
Dari
kasus di atas, masalah banyaknya anak-anak yang tersesat melalui suatu
pendekatan dari kumpulan data statistik, ternyata terungkap betapa banyak orang
tua yang membawa anak-anaknya ke dalam kerumunan karena para orang tua tidak
menghendaki anak-anaknya sendirian berada di rumah. Dengan pola berpikir
lateral ini, seorang wartawan bisa menentukan angle dari suatu permasalahan
untuk diberitakan.
Dalam menantang asumsi, berarti
menentang pentingnya batasan, dan berarti pula menantang kebenaran secara
individual. Sedangkan dalam berpikir lateral, umumnya tidak ada pertanyaan yang
menyerang asumsi yang salah. Dari pola berpikir yang seperti ini, seorang
wartawan akan mencari dan mengumpulkan data. Dimulai dari tahap pengamatan (riset)
dan wawancara, lalu dilanjutkan dengan mengolah data-datanya.
Wawancara
disini juga patut dipertimbangkan, apakah narasumber yang ditanya itu punya
kapasitas yang baik atau tidak. Wartawan juga mesti memanfaatkan teori
probabilitas dalam risetnya. Dengan menggunakan metode statistika, peluang
benar-salahnya suatu data yang diterima dapat diperhitungkan. Ini berguna untuk
semakin mengakuratkan berita. Intinya adalah cek dan ricek.
Pemeriksaan
bisa menggunakan pembanding referensi, menanyakan ulang ke narasumber,
mendatangi lokasi peristiwa, memutar balik pita rekaman, memeriksa foto, dan
lain-lain. Teknik lain yang bisa dipakai dalam mengolah berita adalah teknik
cover both story. Biasanya teknik ini dipakai untuk reportase terhadap konflik
dua pihak.
Caranya
adalah dengan mewawancarai kedua pihak dan disajikan dalam reportase yang
berimbang. Pihak ketiga yang netral juga patut dipertimbangkan untuk menilai
konflik yang terjadi untuk mengurangi bias diantara keduanya
assalamualaikum, boleh tau referensi atau buku yg dipake terkait artikel ini? trima kasih sebelumnya
BalasHapusassalamualaikum, boleh tau referensi nya mba??
BalasHapus