Gambar: created by Irfan Jayadi
Kau
pikir kenapa aku menulis tentang twitter? Anny nyaris candu! Siklus tidur Feri
tidak teratur! Ibu Andry jengkel karena ia selalu berada dekat chargeran hp
berjam-jam! Dan Irma menjadi gila dengan akun-akun berlabel online shop itu!
Aku
dan sahabatku melihat twitter dengan pengertian yang sama “microblogging 114
karakter” namun dalam kesadaran yang berbeda.
Ibarat
narkoba, twitter adalah pengedar, kicauan adalah candu, dan sahabatku adalah
pemakai. Twitter akan membuatmu candu saat retweet-retweet dari para pemakai
memperjelas bahwa kicauanmu itu menarik.
“yaelah
followers gue, secepat inikah gue harus jadi Mario Teguh, gue kan masih bocah,
masih kuliah. Gile retweet aja pake keroyokan! Buat lagi ah.” Ungkap anny
narsis yang tak sedikitpun melepaskan pandangannya dari layar hp sambil tertawa
kecil.
“hmm…gue
nggak tau klo modal copy paste bisa buat narsis lo berasa menang lotre” sambut
andry melihat anny sambil memicingkan mata.
Sahabatku
memang tidak bisa dipisahkan dari media sosia yang satu ini. Sama seperti saat
keseharian kita berlima mulai terinfeksi oleh si larry (nama logo burung di
twitter)
“karena
remaja ababil itu dilihat dari cara makannya”singgung Irma sambil melirik ke
Andry yang tetap asyik dengan kamera hpnya yang hampir mengelilingi setiap
sudut meja makan.
“emang
kenyangnya nambah? Emang kalo digituan, makanannya digratisin? Makanannya
berka?” Tanya feri berturut-turut melihat ritual membosankan andry sambil
menahan lapar.
Tapi
Andry masih sibuk dengan kamera hapenya
“ok…
jadi siapa yang akunnya mau di tag di twitter” ucap andry yang sama sekali
tidak menggubrin sindiran Irma dan feri
“SAYA”
“MAU!”
“OK”
Anny,
andry, dan Irma kompak menyaut dengan semangat seakan lupa sindiran-sindiran
yang baru saja mereka katakana kepada andry.
“hmm…
kalian emang sepaket, maklum deh gue yang kemana-mana pengen dikuntit mulu ama
twitter” ucapku datar
Saat
itu kami berlima sedang berada di restoran baru, hasil promosi Anny sore tadi
“ke
restoran ini yuk” saran Anny ditengah-tengah kekosongan kita, yang memang
sedang bingung ingin kemana.
“ada
promo loh, di twitter lagi rame-ramenya diomongin” tambah Anny meyakinkan.
“enak
nggak? Emang kemarin siapa yang buat kita kenyang asal-asalan gara-gara bakso
cokelat?” sambar Irma antusias
“terus!
Siapa juga yang buat 500 ribu gue ilang gitu aja, gara-gara onlie shop yang
katanya andalan itu?”ucap Anny yang tak mau kalah
Perdebatan
mereka selalu membosankan, dan selalu tanpa pemenang, karena pada dasarnya
kesalahan selalu ada pada mereka.
“emang
ada promo yang mau promoin jelek-jeleknya doang? Makanya coba aja dulu, kali
aja emang enak, gimana Wid?” ucap Feri menengahi
Aku
sendiri hanya menyimak dan menikmati pemandangan bahu jalan yang tampak ramai
dengan sampah visual menyebalkan, yang kemudian membawa kita menuju restoran
saran Anny yang akhirnya disepakati.
Hai…
aku sendiri Widyah, kamu, dia dan mereka tidak akan tahu bagaimana twitter
menyapaku hari ini! mengeluh kepadaku! dan bagaimana twitter membuatku menulis
ini! Sampai kalian berada diakhir tulisan ini.
2014
adalah tahun ke empatku memiliki akun twitter “wake up”, “take a bath”, “tugas
numpuk” adalah kicauan-kicauan yang hampir mirip polusi. Sama halnya dengan doa
yang kehilangan maknanya, tak lagi tulus dan terikat ruang dan waktu.
“
Feb wish… IP 4.00, dapat PA yang baik hati dan rajin menabung, terus langgeng
ama si dia”
Kicauan
andry membuatku sadar kalau hari ini tepat tanggal 1 februari, sekaligus
membuatku dongkol dan menyesal jadi sahabat anak alay.
Akun-akun
berheader logo partai, berbio janji dan amanah obralan, serta beravatar senyum
palsu itu berani membuat pusat perhatianku tak lagi dalam jendela twitter
sahabatku. Akun-akun itu terlihat sangat kreatif sekaligus menakutkan.
Entah
sejak kapan mereka membuat jendela dunianya sendiri! Dan memasang sekat-sekat
dengan tirai indah nan menarik perhatian. 2014 membuat kesadaranku tentang
anggapan tahun politik yang telah ramai diperbincangkan sejak januari lalu
benar! Radio dan TV ku mulai berbohong, frekuensinya jadi rebutan dan amanah
obralan mereka sama muaknya membuat hatiku sulit melihat mana hati, mana
belati.
Antusias
Feri dengan perdebatan-perdebatan konyol tentang perbandingan kecepatan
twitter dengan portal berita tak lagi serenyah kemarin. Anny kini menjadi budak
retweet kicauan-kicauan politik. Irma sibuk pulang pergi seminar partai. Andry
hanyut dalam tumpukan baligho yang menunggu untuk dicetak, hasil promosi
twitter. DAN AKU SEDANG TAKUT.
Aku
takut twitter membuka jendela dunia mereka lebih luas dengan wawasan-wawasan
pahit bahwa kini penjajah itu adalah orang kita.
Aku
takut twitter menjadi candu permanen untuk sahbat yang semestinya bersamaku
dalam kegiatan soasial.
Aku
takut cerita-cerita sederhana kita tak dapat kita ulang kembali, aku takut
waktu kita untuk kembali berjumpa dibatasi oleh jendela-jendela menakutkan itu.
Dan aku takut tak akan pernah ada lagi kebahagian setelah kalian masuk kedalam
jendela itu.
Twitterku
kini ibarat kunci yang membuka jendela. Jendela yang membuat ketakutanku
semakin menjadi . sahabatku semakin jauh terjatuh kedalam jendela para pemburu
citra. Mereka merelakan amanah obralan itu melintas seenaknya di timeline
mereka.
Sekarang
kau tahu kenapa aku menulis ini? Bukan partainya yang salah telah masuk ke
dalam media social ini. Tapi sahabatku yang keliru membuka jendela yang tak
seharusnya di buka oleh “pemilih pemula”.
kalian
berhak membuka jendela manapu, tapi harus rela menerima dampak apapun, jangan
biarkan akunmu masuk kejendela yang salah.
"Jendela Dunia di Timeline Twitterku" adalah cerpen pertama yang saya buat untuk tabloid KERTAS edisi ke V, cerpen yang jauh dari kata bagus ini saya niatkan untuk para pengguna akun twitter agar dalam penggunaannya tetap terkontrol dan setidaknya dapat memfilter semua hal/pemberitaan yang baik dan buruk di twitter. cerpen yang ala kadarnya ini sekiranya dapat membuat sedikit perubahan kepada pembaca blog ini, saya tahu ada banyak tulisan yang jauh lebih bagus dan lebih memotivasi, tapi terima kasih atas waktu anda yang telah menyempatkan membaca cerpen sederhana ini :D
wassalamualaikum. wr. wb
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.