Kamis, 12 Juni 2014

Jendela Dunia di Timeline Twitterku

0




Gambar: created by Irfan Jayadi

Kau pikir kenapa aku menulis tentang twitter? Anny nyaris candu! Siklus tidur Feri tidak teratur! Ibu Andry jengkel karena ia selalu berada dekat chargeran hp berjam-jam! Dan Irma menjadi gila dengan akun-akun berlabel online shop itu!

Aku dan sahabatku melihat twitter dengan pengertian yang sama “microblogging 114 karakter” namun dalam kesadaran yang berbeda.


Ibarat narkoba, twitter adalah pengedar, kicauan adalah candu, dan sahabatku adalah pemakai. Twitter akan membuatmu candu saat retweet-retweet dari para pemakai memperjelas bahwa kicauanmu itu menarik.

“yaelah followers gue, secepat inikah gue harus jadi Mario Teguh, gue kan masih bocah, masih kuliah. Gile retweet aja pake keroyokan! Buat lagi ah.” Ungkap anny narsis yang tak sedikitpun melepaskan pandangannya dari layar hp sambil tertawa kecil.

“hmm…gue nggak tau klo modal copy paste bisa buat narsis lo berasa menang lotre” sambut andry melihat anny sambil memicingkan mata.

Sahabatku memang tidak bisa dipisahkan dari media sosia yang satu ini. Sama seperti saat keseharian kita berlima mulai terinfeksi oleh si larry (nama logo burung di twitter)
“karena remaja ababil itu dilihat dari cara makannya”singgung Irma sambil melirik ke Andry yang tetap asyik dengan kamera hpnya yang hampir mengelilingi setiap sudut meja makan.

“emang kenyangnya nambah? Emang kalo digituan, makanannya digratisin? Makanannya berka?” Tanya feri berturut-turut melihat ritual membosankan andry sambil menahan lapar.

Tapi Andry masih sibuk dengan kamera hapenya
“ok… jadi siapa yang akunnya mau di tag di twitter” ucap andry yang sama sekali tidak menggubrin sindiran Irma dan feri
“SAYA”
“MAU!”
“OK”

Anny, andry, dan Irma kompak menyaut dengan semangat seakan lupa sindiran-sindiran yang baru saja mereka katakana kepada andry.

“hmm… kalian emang sepaket, maklum deh gue yang kemana-mana pengen dikuntit mulu ama twitter” ucapku datar

Saat itu kami berlima sedang berada di restoran baru, hasil promosi Anny sore tadi
“ke restoran ini yuk” saran Anny ditengah-tengah kekosongan kita, yang memang sedang bingung ingin kemana.

“ada promo loh, di twitter lagi rame-ramenya diomongin” tambah Anny meyakinkan.
“enak nggak? Emang kemarin siapa yang buat kita kenyang asal-asalan gara-gara bakso cokelat?” sambar Irma antusias

“terus! Siapa juga yang buat 500 ribu gue ilang gitu aja, gara-gara onlie shop yang katanya andalan itu?”ucap Anny yang tak mau kalah

Perdebatan mereka selalu membosankan, dan selalu tanpa pemenang, karena pada dasarnya kesalahan selalu ada pada mereka.

“emang ada promo yang mau promoin jelek-jeleknya doang? Makanya coba aja dulu, kali aja emang enak, gimana Wid?” ucap Feri menengahi

Aku sendiri hanya menyimak dan menikmati pemandangan bahu jalan yang tampak ramai dengan sampah visual menyebalkan, yang kemudian membawa kita menuju restoran saran Anny yang akhirnya disepakati.

Hai… aku sendiri Widyah, kamu, dia dan mereka tidak akan tahu bagaimana twitter menyapaku hari ini! mengeluh kepadaku! dan bagaimana twitter membuatku menulis ini! Sampai kalian berada diakhir tulisan ini.

2014 adalah tahun ke empatku memiliki akun twitter “wake up”, “take a bath”, “tugas numpuk” adalah kicauan-kicauan yang hampir mirip polusi. Sama halnya dengan doa yang kehilangan maknanya, tak lagi tulus dan terikat ruang dan waktu.

“ Feb wish… IP 4.00, dapat PA yang baik hati dan rajin menabung, terus langgeng ama si dia”

Kicauan andry membuatku sadar kalau hari ini tepat tanggal 1 februari, sekaligus membuatku dongkol dan menyesal jadi sahabat anak alay.

Akun-akun berheader logo partai, berbio janji dan amanah obralan, serta beravatar senyum palsu itu berani membuat pusat perhatianku tak lagi dalam jendela twitter sahabatku. Akun-akun itu terlihat sangat kreatif sekaligus menakutkan.

Entah sejak kapan mereka membuat jendela dunianya sendiri! Dan memasang sekat-sekat dengan tirai indah nan menarik perhatian. 2014 membuat kesadaranku tentang anggapan tahun politik yang telah ramai diperbincangkan sejak januari lalu benar! Radio dan TV ku mulai berbohong, frekuensinya jadi rebutan dan amanah obralan mereka sama muaknya membuat hatiku sulit melihat mana hati, mana belati.

Antusias Feri dengan perdebatan-perdebata­n konyol tentang perbandingan kecepatan twitter dengan portal berita tak lagi serenyah kemarin. Anny kini menjadi budak retweet kicauan-kicauan politik. Irma sibuk pulang pergi seminar partai. Andry hanyut dalam tumpukan baligho yang menunggu untuk dicetak, hasil promosi twitter. DAN AKU SEDANG TAKUT.

Aku takut twitter membuka jendela dunia mereka lebih luas dengan wawasan-wawasan pahit bahwa kini penjajah itu adalah orang kita.

Aku takut twitter menjadi candu permanen untuk sahbat yang semestinya bersamaku dalam kegiatan soasial.

Aku takut cerita-cerita sederhana kita tak dapat kita ulang kembali, aku takut waktu kita untuk kembali berjumpa dibatasi oleh jendela-jendela menakutkan itu. Dan aku takut tak akan pernah ada lagi kebahagian setelah kalian masuk kedalam jendela itu.

Twitterku kini ibarat kunci yang membuka jendela. Jendela yang membuat ketakutanku semakin menjadi . sahabatku semakin jauh terjatuh kedalam jendela para pemburu citra. Mereka merelakan amanah obralan itu melintas seenaknya di timeline mereka.

Sekarang kau tahu kenapa aku menulis ini? Bukan partainya yang salah telah masuk ke dalam media social ini. Tapi sahabatku yang keliru membuka jendela yang tak seharusnya di buka oleh “pemilih pemula”.

kalian berhak membuka jendela manapu, tapi harus rela menerima dampak apapun, jangan biarkan akunmu masuk kejendela yang salah. 

*******
"Jendela Dunia di Timeline Twitterku" adalah cerpen pertama yang saya buat untuk tabloid KERTAS edisi ke V, cerpen yang jauh dari kata bagus ini saya niatkan untuk para pengguna akun twitter agar dalam penggunaannya tetap terkontrol dan setidaknya dapat memfilter semua hal/pemberitaan yang baik dan buruk di twitter. cerpen yang ala kadarnya ini sekiranya dapat membuat sedikit perubahan kepada pembaca blog ini, saya tahu ada banyak tulisan yang jauh lebih bagus dan lebih memotivasi, tapi terima kasih atas waktu anda yang telah menyempatkan membaca cerpen sederhana ini :D
wassalamualaikum. wr. wb

0 komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com