Minggu, 02 Agustus 2015

Salah Jurusan dan Baju Lab

0



“Semua orang terlahir jenius. Tetapi jika engkau memaksa seekor ikan harus punya kemampuan memanjat pohon, maka ikan itu akan menghabiskan seluruh hidupnya untuk mepercayai bahwa dirinya bodoh.” – Albert Einstein-

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) kembali dilaksanakan. Selalu ada cerita menarik dari proses seleksi calon mahasiswa, bagaimana mereka belajar, bagaimana mereka memilih jurusan, juga proses menuju kedewasaan, dari siswa menjadi Mahasiswa.


Bagaimana prospek jurusan itu kedepan, bagaimana rata-rata pendapatan profesi dari jurusan ini, jurusan itu tidak sesuai dengan minat dan bakatnya, jurusan yang ini tidak disetujui oleh mamak si anak, ada jurusan yang cocok tapi kata si Joki kuotanya sudah cukup, dan lain-lain. Banyak pertimbangan dalam memilih jurusan. 

Sebut saja Anny Yusliani Yusuf dan Irma Febrianty Suaib Cangara. Alumni SMA Negeri 16 Makassar angkatan 2013. Mereka telah melalui masa-masa seleksi perguruan tinggi, masa lelahnya melingkari Lembar Jawaban Komputer ( LJK), masa perdebatan panjang dengan orangtua dan tegangnya menunggu hasil pengumuman. Bukan sekali! kegagalan yang mereka terima tidak menyurutkan antusias untuk lulus di PTN. berbagai seleksi telah mereka lalui, bahkan untuk tahun kedua setelah kelulusan.

Sejak di bangku SMA kelas 11, masalah pemilihan jurusan sudah menjadi bahan pikiran, belum lagi hal-hal yang membingungkan seperti saat ditanya mengenai jurusan yang akan mereka pilih, jawabanya ada bermacam-macam.

 “hm…tergantung sih, kalau dari sudut pandang orang tua saya bagusnya saya masuk jurusan kedokteran, katanya selain bisa bikin bangga, kesempatan kerjanya juga bagus. Nah lain lagi kalau dari sudut pandang wali kelas saya,saya cocoknya masuk hubungan internasional karena saya kuat di hapalan katanya. Hm belum lagi dari sudut pandang guru spiritual, tetangga, dan panitia SBMPTNnya. 

Terlalu banyak pertimbangan yang tidak tepat, begitupun Anny dan Irma, kedua sahabat yang saling mengenal sejak duduk di kelas 10 ini sama-sama ingin menjadi dokter, tapi sama-sama kurang menyukai biologi, yang justru menjadi mata kuliah dasar mahasiswa kedokteran. Tapi satu hal yang menarik bagi mereka. Baju lab. Iya! Setiap kali akan ke laboratorium mereka diharuskan untuk menggunakan baju lab. Sambil memegang buku, dengan penuh rasa percaya diri mereka berjalan di lorong sekolah dengan sengaja membiarkan ekor baju lab berkibar-kibar. 

Hal ini memang sepele, Tapi siapa sangka jurusan ini benar-benar mereka pilih, meskipun tidak benar-benar terealisasi. bahkan setelah tahun kedua, dimana seharusnya mereka fokus pada jurusan yang telah meluluskan mereka sebagai mahasiswa.

Irma Febrianty Suaib Cangara, perempuan kelahiran Ujung Pandang, 5 Februari 19 tahun silam ini, ternyata adalah keponakan dari Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Hafied Cangara. Saat ini Irma menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Semester 4 Universitas Bosowa 45 Makassar.

Alasan yang paling kuat untuk mengikhlaskan dirinya yang telah salah masuk jurusan adalah dengan menyatakan bahwa ekonomi tidak lepas kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sebenarnya ada nilai sosial yang ingin ia sampaikan. Juga ketertarikannya dengan pegawai bank, anggun katanya. Lagi-lagi soal penampilan.

Memiliki selera berpakaian yang baik, anak bungsu dari dua bersaudara ini juga senang wisata kuliner, mengunjungi tempat unik dan baru di kota Makassar. Senang berkumpul dengan teman-teman sambil membahas berbagai hal. Tidak bisa lepas dari media sosial, apapun! tidak pernah ketinggalan jika membahas trend masa kini, mulai dari model hijab hingga tongkrongan baru.

Lain halnya dengan Anny Yusliani Yusuf, yang akhirnya kesampaian menggunakan baju lab saat kuliah, meskipun bukan di jurusan kedokteran. Mahasiswa Jurusan Ilmu Fisika dan Tarbiyah UIN Alauddin, semester 4. Kali ini ia masuk jurusan fisika bukan karena salah jurusan, tapi karena kesasar. Jika diingatkan soal jurusan kedokteran, ia beralasan agar terlihat keren dan ingin memacu adrenalin, candanya.

Dalam hal jalan-jalan anny tidak jauh beda dengan Irma, bahkan menulis travelling sebagai hobinya, “biar keren,” paksanya. Dalam hal penampilan juga bisa dibilang keren, kali ini arahnya lebih muslimah, mengikut latar belakang kampusnya. 
 
Berkat status sang ayah sebagai Kepala Sekolah di SMA Bonerate, sekarang Anny sudah menjadi guru Kimia dan Fisika di sana, sudah tahu rasanya di panggil ibu guru, rasanya disalami sama siswa-siswi. Dan akhirnya mendapatkan tempat untuk mengaplikasikan ilmu yang ia peroleh selama ini.

Irma sebenarnya sangat nyaman berada di lingkungan sosial, dalam hal organisasi ia juga cukup mampu  mengkoordinasikan acara atau kegiatan, meskipun saat SMA belum terlalu menonjol, namun jika berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dia adalah salah-satu orang yang serius dan berdedikasi tinggi. 

 Begitupun anny,  selalu ingin mencoba hal-hal baru, bisa dibilang paling berani dan mandiri. Selalu penuh semangat mengerjakan hal apapun, meskipun kadang mengeluh karena hal itu tidak ia senangi, namun tahu hal yang ia kerjakan adalah hal yang baik dan akan bermanfaat nanti.

Mereka menyatakan diri sebagai mahasiswa yang salah jurusan, mereka bukan tidak pernah berusaha, mereka belajar juga berdoa. Tapi apa yang diharapkan tidak sesuai dengan realita yang ada. 

Setelah sekian seleksi mereka lalui, perlu waktu untuk benar-benar menerima kenyataan bahwa jurusan yang mereka pilih saat ini bukanlah jurusan yang salah, disini mereka belajar bagaimana menerima ilmu yang awalnya tidak mereka kenal atau tidak diminati sebelumnya menjadi ilmu yang bermanfaat bagi mereka dan orang lain.

Seharusnya, pengenalan minat dan bakat siswa harus diterapkan sedini mungkin. Pembagian jurusan IPA dan IPS di Sekolah Menengah agaknya terlalu sempit untuk mengetahui minat dan bakat mereka. Kita harus paham bahwa pendidikan bukan melulu soal Fisika dan Ekonomi. Seni justru menjadi mata pelajaran muatan lokal, yang menimbulkan pemahaman bahwa seni, olahraga, dan bahasa bukanlan hal yang dapat dipelajari sama seperti fisika dan ekonomi.

0 komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com