Selasa, 05 April 2016

Kenapa Mau Jadi Wartawan?

1



Pertanyaan itu sama seperti, mau jadi apa lima tahun kedepan? impianmu? cita-citamu? yang kau inginkan sekarang?  yang harus kau lakukan untuk itu semua saat ini?


Sebanarnya saya ingin menjadi penulis. Semua persoalan kecemasan, terlalu banyak berpikir, tertutup juga pendiam membuatku berpikir untuk perlu membangun benteng pertahanan yang kuat dari orang-orang yang mudah mengatakan apa saja tanpa mempertimbangkan apapun. menurutku itu harus dibangun dari pengetahuan, pengetahuan yang banyak dan luas. pikiran itu akan membuatku terus merasa cemas dan khawatir jika tidak ada yang bisa kuandalkan dengan otak. 

pekerjaan wartawan adalah pekejaan yang tidak akan jauh dari pengetahuan, itu akan membuat saya merasa kuat juga dapat memperoleh ilmu dari menulis, tapi nyatanya di sinilah saya berhadapan dengan kekhawatiran saya sendiri, bertemu banyak orang, kesulitan membuka diri, bersosialisasi, dan saya sedang belajar mengontrolnya sekarang.

Awalnya saya berpikir bahwa menjadi wartawan adalah pekerjaan yang baik, membantu sesama untuk mendapatkan informasi yang mereka perlukan, tapi realitanya menjadi wartawan bisa saja sebaliknya, membunuh banyak orang, menjauhkan mereka dari hak mereka, membutakan pikiran dan perasaannya.

Saya tidak senang jika banyak orang di sosial media lebih mudah marah karena berita-berita sensasional bin fakir klik. Saya jengkel saat adik saya lebih hapal alur cerita dan karakter serial India di TV daripada menjelaskan tugas sekolahnya sendiri.

Saya khawatir dengan pemberitaan di Televisi ataupun Koran yang keliru. saya berpkir bagaimana jika pembaca atau penonton memercayai itu? Bagimana jika pola pikir mereka menjadi negatif? Bagaimana jika begini…bagaimana jika begitu…?

Saya berharap mereka bisa menjadi lebih baik saat berhadapan dengan media, namun saya keliru. Saya ingin pikiran mereka baik-baik saja, tapi saya tidak punya kuasa akan itu, dan yang paling penting saya belum tahu banyak hal.

Saya pikir disitulah awal keinginan saya untuk menjadi wartawan, namun rasa khawatir saja tidak cukup. Saya memiliki masalah dengan kecemasan, rentan depresi, overthingking, mood swing dan segala hal memusingkan lainnya. Saya pendiam. Pendiam kuadrat jika bertemu dengan orang baru. Pendiam kubik jika bertemu orang baru yang banyak. Lebih mudah menyampaikan pesan melalui tulisan.

Saya melihat diri sendiri dan kembali bertanya apakah tepat jika saya menjadi seorang wartawan? Wartawan bukan sekedar pekerjaan menulis, bagi saya ini adalah pekerjaan kemanusiaan.

Saat ini, saya belajar jurnalistik, masuk dalam kelas menulis, juga tahu betapa meresahkannya media massa saat ini, dan untuk saat ini saya ingin menjadi wartawan karena itu. Saya ingin  pekerjaan yang bermanfaat bagi orang banyak, dan tentu menambah pengetahuan saya setiap hari.

1 komentar:

  1. Tugas kemanusiaan? Menarik. Saya kira benar. Menjadi wartawan adalah tugas kemanusiaan. Bukan semata profesi atau pekerjaan untuk mencari uang.

    BalasHapus

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com