1.
Antropologi Biologi
Antropologi biologis (juga dikenal
sebagai antropologi bioanthropology dan fisik) adalah cabang dari antropologi
yang mempelajari perkembangan fisik spesies manusia. Hal ini memainkan peran
penting dalam paleoantropologi (studi tentang asal-usul manusia) dan dalam
antropologi forensik (analisis dan identifikasi jenazah manusia untuk tujuan
hukum). Ini mengacu pada manusia antropometri (ukuran tubuh), genetika manusia
(antropologi molekul) dan ilmu tulang manusia (studi tentang tulang) dan
termasuk neuroanthropology, studi tentang evolusi otak manusia, dan budaya
sebagai adaptasi terhadap lingkungan neurologis.
Contoh: Dalam dua abad terakhir,
ilmu antropologi biologis telah terlibat dalam berbagai kontroversi. Pencarian
untuk asal-usul manusia didampingi oleh perdebatan evolusi dan teori-teori ras
yang beragam. Ada berbagai upaya untuk mengkorelasikan tubuh manusia dengan
ciri-ciri psikologis seperti jenis kecerdasan, kriminalitas dan kepribadian
2.
Paleontropologi
Paleoantropologi : Bagian
dari antropologi fisik yang menelaah tentang asal usul atau terjadinya dan
perkembangan mahkluk manusia. Obyek penelitiannya adalah fosil manusia
(sisa-sisa tubuh manusia yang telah membatu) yang terdapat dalam
lapisan-lapisan bumi.
Contoh : Seseorang peneliti ingin membuat suatu
descriptive integration dari kebudayaan suku bangsa Ngada di Flores
Tengah, ia mengumpulkan bahan tentang kehidupan masyarakat dan kebudayaan
orang Ngada sekarang, tetapi di samping itu ia juga memperhatikan fosil-fosil
yang terdapat di Flores. Dan ia memperhatikan ciri-ciri ras orang Ngada dan
suku-suku bangsa lain di sekitarnya, di Flores, ia juga mengolah ke dalam
bahannya, artefak-artefak yang digali atau ditemukan di daerah Flores Tengah.
Dengan mengolah menjadi satu semua bahan itu, ia mencoba mencapai pengertian
tentang asal mula dan sejarah perkembangan dari suku bangsa Ngada.
3. Antropologi Fisik
Secara khusus antropologi fisik mencoba menelaaah manusia sebagai makhluk fisik yang tumbuh dan berkembang hingga terjadinya keanekaragaman makhluk manusia menurut cirri-ciri tubuh atau fenotipe, seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut, tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi, dan bentuk tubuh serta ciri-ciri genotipe seperti golongan darah.
Para ahli antropologi fisik berusaha merekonstruksi munculnya manuisa dan perkembangan selanjutnya melalui proses evaluasi kemudian mengelompokannya kedalam berbagai golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri tubuh hingga diketahui penyebab terjadinya variasi manusia.
Paham mengenai asal-usul dan evolusi manusia dapat dicapai dengan cara meneliti sisa-sisa tubuh yang telah membatu (memfosil) yang dijumpai pada lapisan-lapisan bumi. Bidang antropologi fisik yang mempelajari ini disebut paleoantologi manusia atau paleo-antropologi. Paham mengenai ciri-ciri tubuh, baik yang fenotipe maupun genotype dapat dilakukan dengan mengklasifikasikan keanekaragaman ciri-ciri tersebut. Bidang antropologi yang melaksanakan kegiatan ini disebut antropologi fisik.
Contoh: Dengan melakukan
pengamatan mengenai perbedaan fisik orang dari ras Mongoloid dengan orang ras Negroid. Penelitian dan
pengamatan yang dilakukan dengan melihat perbedaan ciri-ciri fisik yang
dimiliki oleh masing-masing ras, antara lain dilihat dari warna kulit, warna
dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung,
tinggi dan bentuk tubuh, maupun yang dalam (genotipik), seperti frekuensi
golongan darah dan sebagainya.
TUGAS
ANTROPOLOGI
DISUSUN
OLEH :
Nama : Wiwik Salwidyah Ningsih
NIM : 1310121073
Jurusan : Ilmu Komunikasi (kelas C)
UNIVERSITAS
FAJAR MAKASSAR
TA
2014/2015
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.