“Semua orang terlahir
jenius. Tetapi jika engkau memaksa seekor ikan harus punya kemampuan memanjat
pohon, maka ikan itu akan menghabiskan seluruh hidupnya untuk mepercayai bahwa
dirinya bodoh.” – Albert Einstein-
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)
kembali dilaksanakan. Selalu ada cerita menarik dari proses seleksi calon
mahasiswa, bagaimana mereka belajar, bagaimana mereka memilih jurusan, juga
proses menuju kedewasaan, dari siswa menjadi Mahasiswa.
Bagaimana prospek jurusan itu kedepan, bagaimana rata-rata
pendapatan profesi dari jurusan ini, jurusan itu tidak sesuai dengan minat dan
bakatnya, jurusan yang ini tidak disetujui oleh mamak si anak, ada jurusan yang
cocok tapi kata si Joki kuotanya sudah cukup, dan lain-lain. Banyak
pertimbangan dalam memilih jurusan.
Sebut saja Anny Yusliani Yusuf dan Irma Febrianty Suaib
Cangara. Alumni SMA Negeri 16 Makassar angkatan 2013. Mereka telah melalui
masa-masa seleksi perguruan tinggi, masa lelahnya melingkari Lembar Jawaban
Komputer ( LJK), masa perdebatan panjang dengan orangtua dan tegangnya menunggu
hasil pengumuman. Bukan sekali! kegagalan yang mereka terima tidak menyurutkan
antusias untuk lulus di PTN. berbagai seleksi telah mereka lalui, bahkan untuk
tahun kedua setelah kelulusan.
Sejak di bangku SMA kelas 11, masalah pemilihan jurusan sudah
menjadi bahan pikiran, belum lagi hal-hal yang membingungkan seperti saat
ditanya mengenai jurusan yang akan mereka pilih, jawabanya ada bermacam-macam.
“hm…tergantung sih, kalau dari sudut pandang
orang tua saya bagusnya saya masuk jurusan kedokteran, katanya selain bisa
bikin bangga, kesempatan kerjanya juga bagus. Nah lain lagi kalau dari sudut
pandang wali kelas saya,saya cocoknya masuk hubungan internasional karena saya
kuat di hapalan katanya. Hm belum lagi dari sudut pandang guru spiritual,
tetangga, dan panitia SBMPTNnya.
Terlalu banyak pertimbangan yang tidak tepat, begitupun Anny
dan Irma, kedua sahabat yang saling mengenal sejak duduk di kelas 10 ini
sama-sama ingin menjadi dokter, tapi sama-sama kurang menyukai biologi, yang justru
menjadi mata kuliah dasar mahasiswa kedokteran. Tapi satu hal yang menarik bagi
mereka. Baju lab. Iya! Setiap kali akan ke laboratorium mereka diharuskan untuk
menggunakan baju lab. Sambil memegang buku, dengan penuh rasa percaya diri
mereka berjalan di lorong sekolah dengan sengaja membiarkan ekor baju lab
berkibar-kibar.
Hal ini memang sepele, Tapi siapa sangka jurusan ini benar-benar
mereka pilih, meskipun tidak benar-benar terealisasi. bahkan setelah tahun kedua,
dimana seharusnya mereka fokus pada jurusan yang telah meluluskan mereka
sebagai mahasiswa.
Irma Febrianty Suaib Cangara, perempuan kelahiran Ujung
Pandang, 5 Februari 19 tahun silam ini, ternyata adalah keponakan dari Guru
Besar Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Hafied Cangara. Saat
ini Irma menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Semester 4 Universitas Bosowa 45 Makassar.
Alasan yang paling kuat untuk mengikhlaskan dirinya yang
telah salah masuk jurusan adalah dengan menyatakan bahwa ekonomi tidak lepas
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sebenarnya ada nilai sosial yang ingin
ia sampaikan. Juga ketertarikannya dengan pegawai bank, anggun katanya.
Lagi-lagi soal penampilan.
Memiliki selera berpakaian yang baik, anak bungsu dari dua
bersaudara ini juga senang wisata kuliner, mengunjungi tempat unik dan baru di
kota Makassar. Senang berkumpul dengan teman-teman sambil membahas berbagai
hal. Tidak bisa lepas dari media sosial, apapun! tidak pernah ketinggalan jika
membahas trend masa kini, mulai dari model hijab hingga tongkrongan baru.
Lain halnya dengan Anny Yusliani Yusuf, yang akhirnya
kesampaian menggunakan baju lab saat kuliah, meskipun bukan di jurusan
kedokteran. Mahasiswa Jurusan Ilmu Fisika dan Tarbiyah UIN Alauddin, semester
4. Kali ini ia masuk jurusan fisika bukan karena salah jurusan, tapi karena
kesasar. Jika diingatkan soal jurusan kedokteran, ia beralasan agar terlihat keren
dan ingin memacu adrenalin, candanya.
Dalam hal jalan-jalan anny tidak jauh beda dengan Irma,
bahkan menulis travelling sebagai hobinya, “biar keren,” paksanya. Dalam hal
penampilan juga bisa dibilang keren, kali ini arahnya lebih muslimah, mengikut
latar belakang kampusnya.
Berkat status sang ayah sebagai Kepala Sekolah di SMA
Bonerate, sekarang Anny sudah menjadi guru Kimia dan Fisika di sana, sudah tahu
rasanya di panggil ibu guru, rasanya disalami sama siswa-siswi. Dan akhirnya
mendapatkan tempat untuk mengaplikasikan ilmu yang ia peroleh selama ini.
Irma sebenarnya sangat nyaman berada di lingkungan sosial,
dalam hal organisasi ia juga cukup mampu
mengkoordinasikan acara atau kegiatan, meskipun saat SMA belum terlalu
menonjol, namun jika berpartisipasi dalam kegiatan sekolah dia adalah
salah-satu orang yang serius dan berdedikasi tinggi.
Begitupun anny, selalu ingin mencoba hal-hal baru, bisa
dibilang paling berani dan mandiri. Selalu penuh semangat mengerjakan hal
apapun, meskipun kadang mengeluh karena hal itu tidak ia senangi, namun tahu
hal yang ia kerjakan adalah hal yang baik dan akan bermanfaat nanti.
Mereka menyatakan diri sebagai mahasiswa yang salah jurusan,
mereka bukan tidak pernah berusaha, mereka belajar juga berdoa. Tapi apa yang
diharapkan tidak sesuai dengan realita yang ada.
Setelah sekian seleksi mereka lalui, perlu waktu untuk
benar-benar menerima kenyataan bahwa jurusan yang mereka pilih saat ini
bukanlah jurusan yang salah, disini mereka belajar bagaimana menerima ilmu yang
awalnya tidak mereka kenal atau tidak diminati sebelumnya menjadi ilmu yang
bermanfaat bagi mereka dan orang lain.
Seharusnya, pengenalan minat dan bakat siswa harus diterapkan
sedini mungkin. Pembagian jurusan IPA dan IPS di Sekolah Menengah agaknya
terlalu sempit untuk mengetahui minat dan bakat mereka. Kita harus paham bahwa
pendidikan bukan melulu soal Fisika dan Ekonomi. Seni justru menjadi mata
pelajaran muatan lokal, yang menimbulkan pemahaman bahwa seni, olahraga, dan
bahasa bukanlan hal yang dapat dipelajari sama seperti fisika dan ekonomi.
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.