Pertanyaan
itu sama seperti, mau jadi apa lima tahun kedepan? impianmu? cita-citamu? yang kau
inginkan sekarang? yang harus kau
lakukan untuk itu semua saat ini?
Sebanarnya saya
ingin menjadi penulis. Semua persoalan kecemasan, terlalu banyak berpikir,
tertutup juga pendiam membuatku berpikir untuk perlu membangun benteng
pertahanan yang kuat dari orang-orang yang mudah mengatakan apa saja tanpa
mempertimbangkan apapun. menurutku itu harus dibangun dari pengetahuan,
pengetahuan yang banyak dan luas. pikiran itu akan membuatku terus merasa cemas
dan khawatir jika tidak ada yang bisa kuandalkan dengan otak.
pekerjaan
wartawan adalah pekejaan yang tidak akan jauh dari pengetahuan, itu akan
membuat saya merasa kuat juga dapat memperoleh ilmu dari menulis, tapi nyatanya
di sinilah saya berhadapan dengan kekhawatiran saya sendiri, bertemu banyak
orang, kesulitan membuka diri, bersosialisasi, dan saya sedang belajar
mengontrolnya sekarang.
Awalnya saya
berpikir bahwa menjadi wartawan adalah pekerjaan yang baik, membantu sesama
untuk mendapatkan informasi yang mereka perlukan, tapi realitanya menjadi
wartawan bisa saja sebaliknya, membunuh banyak orang, menjauhkan mereka dari
hak mereka, membutakan pikiran dan perasaannya.
Saya tidak
senang jika banyak orang di sosial media lebih mudah marah karena berita-berita
sensasional bin fakir klik. Saya jengkel saat adik saya lebih hapal alur cerita
dan karakter serial India di TV daripada menjelaskan tugas sekolahnya sendiri.
Saya khawatir
dengan pemberitaan di Televisi ataupun Koran yang keliru. saya berpkir
bagaimana jika pembaca atau penonton memercayai itu? Bagimana jika pola pikir
mereka menjadi negatif? Bagaimana jika begini…bagaimana jika begitu…?
Saya
berharap mereka bisa menjadi lebih baik saat berhadapan dengan media, namun
saya keliru. Saya ingin pikiran mereka baik-baik saja, tapi saya tidak punya kuasa
akan itu, dan yang paling penting saya belum tahu banyak hal.
Saya pikir
disitulah awal keinginan saya untuk menjadi wartawan, namun rasa khawatir saja
tidak cukup. Saya memiliki masalah dengan kecemasan, rentan depresi,
overthingking, mood swing dan segala hal memusingkan lainnya. Saya pendiam.
Pendiam kuadrat jika bertemu dengan orang baru. Pendiam kubik jika bertemu
orang baru yang banyak. Lebih mudah menyampaikan pesan melalui tulisan.
Saya melihat
diri sendiri dan kembali bertanya apakah tepat jika saya menjadi seorang
wartawan? Wartawan bukan sekedar pekerjaan menulis, bagi saya ini adalah pekerjaan
kemanusiaan.
Saat ini,
saya belajar jurnalistik, masuk dalam kelas menulis, juga tahu betapa
meresahkannya media massa saat ini, dan untuk saat ini saya ingin menjadi
wartawan karena itu. Saya ingin
pekerjaan yang bermanfaat bagi orang banyak, dan tentu menambah
pengetahuan saya setiap hari.
Tugas kemanusiaan? Menarik. Saya kira benar. Menjadi wartawan adalah tugas kemanusiaan. Bukan semata profesi atau pekerjaan untuk mencari uang.
BalasHapus